Tubaba, AlexaNews.ID – Seorang warga Tiyuh Penumangan Baru, Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba), mengaku kecewa atas tindakan petugas PLN ULP Pulung Kencana yang mencopot meteran KWH listrik tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
Meteran listrik yang bermasalah tersebut tercatat atas nama Rohmat Ariadi dengan ID Pelanggan 173310211917.
Pemilik rumah, Jailani, menceritakan bahwa kejadian itu berlangsung saat rumahnya sedang kosong karena ia berada di Lampung Utara. Ketika kembali, ia terkejut mendapati KWH listrik miliknya sudah tidak ada.
“Saya benar-benar kaget. Saat pulang, meteran listrik sudah hilang. Padahal tunggakan saya baru dua bulan, itupun belum pernah ada surat peringatan dari PLN,” kata Jailani, Senin (1/9/2025).
Menurutnya, pencopotan tanpa pemberitahuan resmi merugikan pelanggan. Ia menilai seharusnya PLN mengikuti mekanisme yang jelas dengan memberikan teguran atau surat resmi terlebih dahulu.
“Kalau dilakukan seperti ini, jelas merugikan. Tidak ada izin ke saya, tetangga, ataupun RT. Saya merasa seolah-olah hak saya sebagai pelanggan diabaikan,” ujarnya dengan nada kecewa.
Jailani pun langsung mendatangi kantor PLN ULP Pulung Kencana untuk meminta penjelasan sekaligus menyatakan siap melunasi tunggakan listrik yang ada.
Pihak PLN melalui Manajer ULP Pulung Kencana, Sopiyan Panji Akbar, menyampaikan bahwa pelanggan tersebut tercatat memiliki tunggakan selama tiga bulan, dari Juni hingga Agustus 2025, dengan total tagihan Rp292.049.
Namun, pernyataan itu membuat Jailani semakin kecewa. Ia mengaku sudah bersedia membayar tagihan beserta dendanya, tetapi justru diminta melakukan pemasangan baru dengan biaya sekitar Rp2 juta karena meteran lama sudah dicabut dan diblokir.
“Seharusnya kalau saya mau melunasi, listrik bisa langsung aktif kembali. Tapi justru saya dibebani biaya pemasangan baru. Ini jelas semakin berat bagi saya sebagai pelanggan,” ucap Jailani.
Kasus ini pun memunculkan reaksi dari masyarakat sekitar. Mereka menilai PLN sebagai perusahaan layanan publik seharusnya mengutamakan pelayanan yang adil dan transparan, bukan justru menimbulkan kerugian bagi pelanggan. Warga berharap pihak PLN bisa memberikan solusi lebih manusiawi agar kasus serupa tidak terulang. [Angga]