Bangkalan, AlexaNews.ID — Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur berhasil mengidentifikasi salah satu korban musibah runtuhnya musholla Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo. Identitas korban diketahui melalui hasil pemeriksaan DNA serta kecocokan barang pribadi miliknya. Korban bernama Syamsul Arifin, laki-laki berusia 18 tahun, asal Dusun Bedeng, Desa Tlagah, Kecamatan Galis, Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur.
Jenazah Syamsul Arifin tiba di rumah duka pada Minggu malam (12 Oktober 2025) sekitar pukul 21.00 WIB, diantar menggunakan mobil patroli kepolisian dari Polsek Galis. Kedatangan jenazah disambut haru oleh keluarga, kerabat, dan warga sekitar yang telah menunggu sejak sore hari untuk memberikan penghormatan terakhir.
Pihak keluarga mengaku telah ikhlas dan pasrah atas kepergian Syamsul. Mereka meyakini bahwa almarhum wafat dalam keadaan mulia karena meninggal saat menunaikan salat Ashar berjamaah di musholla pesantren. “Kami percaya dia syahid di jalan Allah, karena sedang menuntut ilmu dan beribadah,” ujar salah satu kerabat keluarga dengan mata berkaca-kaca.
Diketahui, semasa hidupnya Syamsul menempuh pendidikan dasar di YPI Mambaul Ulum Tlagah Timur di bawah asuhan KH. Anwarudin, sebelum melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren Al-Khoziny Buduran, Sidoarjo. Sosoknya dikenal rajin, sopan, dan memiliki semangat tinggi dalam menuntut ilmu agama.
Sebelum proses identifikasi dilakukan, orang tua korban sempat berharap putranya ditemukan dalam keadaan selamat, sambil terus memanjatkan doa agar ada keajaiban. Namun, harapan itu sirna setelah tim evakuasi menyatakan tidak ditemukan tanda-tanda kehidupan di bawah reruntuhan musholla tempat Syamsul terakhir terlihat. Meski demikian, keluarga mengaku bersyukur jenazah akhirnya dapat ditemukan dan dimakamkan dengan layak. [Arifin]