INDRAMAYU, AlexaNews.ID – Ribuan pencari kerja memadati kawasan Mall Pelayanan Publik Indramayu sejak pagi buta untuk mengikuti Job Fair Indramayu 2025. Antusiasme besar terlihat dari antrean panjang pelamar yang sudah mengular di depan Layanan Terpadu Satu Atap (LTSA) bahkan sebelum hari benar-benar terang. Gelaran bursa kerja ini digagas Pemerintah Kabupaten Indramayu melalui Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) sebagai langkah memperluas kesempatan kerja bagi masyarakat.
Sejak pukul enam pagi, halaman LTSA sudah dipenuhi para pelamar yang datang dengan pakaian formal rapi. Mereka berharap bisa menjadi yang pertama memasukkan lamaran maupun mengikuti sesi wawancara langsung yang digelar sejumlah perusahaan peserta. Kondisi itu mencerminkan besarnya kebutuhan masyarakat terhadap peluang kerja baru di tengah kompetisi pasar tenaga kerja yang semakin ketat.
Cantika (22), lulusan SMK yang ikut hadir dalam bursa kerja tersebut, mengaku datang lebih awal demi memperbesar peluang diterima. “Saya ingin daftar ke beberapa perusahaan ritel dan perbankan. Makanya datang pagi sekali biar bisa langsung menyerahkan berkas,” ungkapnya sambil menunjukkan map berisi dokumen lamaran.
Pihak Disnaker menyebutkan, jumlah pelamar tahun ini melonjak tajam dibandingkan tahun sebelumnya. Pemerintah menargetkan sedikitnya 2.000 pencari kerja hadir dalam kegiatan ini. Lonjakan tersebut dipicu oleh partisipasi puluhan perusahaan dari sektor industri makanan, ritel, hingga jasa keuangan yang membuka ratusan hingga ribuan lowongan.
Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja Disnaker Indramayu, Asep Kurniawan, menjelaskan bahwa Job Fair 2025 digelar dengan sistem ganda—online dan offline—untuk memudahkan akses pencari kerja. “Antrean yang tertib ini menandakan tingginya motivasi pelamar. Kami berharap kegiatan ini mampu meningkatkan serapan tenaga kerja lokal dan berdampak pada penurunan angka pengangguran,” jelasnya.
Namun di balik tingginya minat terhadap bursa kerja lokal, Disnaker mencatat sekitar 75 persen pencari kerja di Indramayu masih memilih bekerja ke luar negeri. Kondisi ini menjadi tantangan bagi pemerintah daerah untuk terus membuka peluang, menarik investor, dan mempercepat pembangunan kawasan industri baru agar masyarakat memiliki lebih banyak pilihan pekerjaan di daerah sendiri. [Kirno]









