PURWAKARTA, AlexaNews.ID – Menjelang berakhirnya tahun 2025, persiapan menuju Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) XV Jawa Barat tahun 2026 semakin terasa. Sejumlah cabang olahraga telah melalui babak kualifikasi, termasuk sepakbola yang menjadi salah satu cabang paling diminati.
Babak prakualifikasi yang digelar sejak pertengahan 2025 mempertandingkan tiga kategori, yakni sepakbola putra, sepakbola putri, dan futsal. Dari ketiganya, hanya tim sepakbola putri dan futsal Purwakarta yang sukses mengamankan tiket menuju Porprov XV Jawa Barat.
Penggiat sepakbola putri Purwakarta, Akhmad Syah, menegaskan bahwa prestasi tidak lepas dari pembinaan yang konsisten serta dukungan anggaran yang memadai.
“Alhamdulillah, sepakbola putri dan futsal bisa lolos ke Porprov XV Jawa Barat,” ujarnya, Selasa (2/12).
Namun capaian tersebut belum lengkap. Tim sepakbola putra yang sebelumnya menjadi finalis pada Porprov XIV justru gagal melangkah ke putaran utama. Kondisi ini menjadi sinyal bahwa proses pembinaan perlu dievaluasi, baik di Askab PSSI Purwakarta maupun Dinas Poraparbud sebagai penyedia anggaran pembinaan.
Sepanjang 2025, prestasi sepakbola Purwakarta terbilang minim. Di berbagai kompetisi Asprov PSSI Jawa Barat, baik kelompok usia U13, U15, hingga U17, belum ada raihan yang menonjol. Satu-satunya pengecualian adalah ASAD Purwakarta yang berhasil menembus semifinal U13 dan bertahan di Liga 4 Seri 1. Capaian ini dianggap sebagai penyelamat wajah sepakbola Purwakarta pada tahun 2025.
Dari sektor sepakbola putri, dua tim Persipo Putri saat ini masih berjuang di Liga Sepakbola Putri Zina Purwakarta yang berlangsung sejak 4 Oktober 2025 hingga Juni 2026. Selain itu, kompetisi Liga Sepakbola Putri Hydro Plus Score League juga berjalan dengan sistem home and away. Liga U15 diikuti 16 tim dengan total 30 pertandingan, sementara U18 diikuti 10 tim dengan 18 pertandingan — semuanya berlangsung tanpa dukungan anggaran pembinaan dari dinas terkait.
Situasi ini memunculkan pertanyaan besar menjelang Porprov XV Jawa Barat. Untuk meraih prestasi, dibutuhkan pembinaan setidaknya enam bulan sebelum pertandingan berlangsung. Namun ironisnya, Pemerintah Kabupaten Purwakarta tidak menyiapkan anggaran khusus untuk persiapan babak kualifikasi.
Hal ini memunculkan tanda tanya: apakah minimnya perhatian berasal dari pimpinan daerah yang kurang memprioritaskan olahraga, khususnya sepakbola putri, atau justru dari Dinas Poraparbud yang tidak menyampaikan urgensi Porprov sebagai ajang prestasi yang memerlukan dukungan anggaran?
Sementara itu, sejumlah daerah lain seperti Kota Bandung, Bogor, Bekasi, dan Depok diketahui terus gencar melakukan pembinaan berjenjang. Daerah-daerah tersebut pun menjadi barometer perkembangan olahraga di Jawa Barat. [King]










