Indramayu, AlexaNews.ID – Polemik aliran dana pembayaran air baku kembali mencuat setelah muncul informasi bahwa Perumdam TDA Indramayu disebut mengangsur pembayaran hingga Rp 2,3 miliar per bulan selama 12 tahun kepada pihak Gopala. Tuduhan tersebut langsung dibantah tegas oleh Direktur Utama Perumdam TDA Indramayu, Nurpan.

Nurpan memastikan tidak ada praktik pembelokan dana seperti yang ramai dibicarakan. Ia menegaskan semua proses pembayaran dilakukan secara transparan dan sesuai dengan prosedur kerja sama yang sudah terjalin.

Menurutnya, transfer dana ke PT BRS merupakan bagian dari mekanisme kemitraan yang sudah berjalan lama. Ia menyebut pihak tersebut merupakan mitra yang dinilai kredibel sehingga pembayaran dilakukan melalui skema transfer.

Ia melanjutkan, instruksi transfer yang dikerjakan staf bagian keuangan juga merupakan perintah langsung dari pimpinan. “Uang itu pada hari yang sama langsung diteruskan kembali ke PT TNS. Jadi aneh kalau ada yang menuduh uangnya saya belokkan. Justru saya mengamankan anggaran tersebut,” ujar Nurpan.

Nurpan kemudian membeberkan persoalan lain yang selama ini membebani operasional perusahaan, yakni pasokan air baku dari Perumdam Tirta Kemuning Kuningan. Berdasarkan MOU, suplai yang seharusnya diterima mencapai 405 liter per detik. Namun faktanya, pasokan yang masuk ke Indramayu hanya sekitar 94–96 liter per detik.

“Kondisinya berat. Setiap bulan kami harus menutup kerugian sekitar Rp 2 miliar karena volume air yang datang jauh dari ekspektasi,” jelasnya. [Kirno]

Komentar Ditutup! Anda tidak dapat mengirimkan komentar pada artikel ini.