INDRAMAYU, AlexaNews.ID — Tim Search and Rescue (SAR) gabungan masih melanjutkan pencarian terhadap tiga Anak Buah Kapal (ABK) yang dilaporkan hilang setelah kapal nelayan KM Putri Lancar Samudera B GT-14 tenggelam di Perairan Laut Jawa, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Kapal nelayan tersebut dilaporkan mengalami kecelakaan laut pada Senin (15/12/2025) sekitar pukul 02.00 WIB. Informasi awal menyebutkan kapal dihantam gelombang tinggi saat berlayar menuju lokasi penangkapan ikan.
KM Putri Lancar Samudera diketahui bertolak dari Pelabuhan Eretan, Indramayu, pada Minggu (14/12/2025). Kapal tersebut dinakhodai oleh Daspan dan membawa total 17 ABK saat berlayar ke tengah Laut Jawa.
Dalam perjalanan, cuaca buruk disertai ombak besar menyebabkan kapal kehilangan kendali hingga akhirnya tenggelam. Seluruh ABK dilaporkan tercebur ke laut dan berupaya menyelamatkan diri.
Kepala Kantor SAR Bandung, Ade Dian Permana, menyampaikan bahwa operasi pencarian dilakukan dengan dukungan teknologi pemetaan arus laut. Tim SAR menggunakan metode SAR Mission Planner (SARMEP) untuk memperkirakan arah pergerakan korban yang diduga hanyut terbawa arus.
“Pencarian kami lakukan secara terkoordinasi dengan tim SAR gabungan di wilayah Indramayu. Aplikasi SARMEP digunakan untuk memprediksi kemungkinan posisi korban berdasarkan data arus laut,” ujar Ade Dian saat ditemui di Posko Basarnas Karangsong, Indramayu, Selasa (16/12/2025).
Ia menjelaskan, sesuai standar operasional prosedur Basarnas, operasi pencarian akan berlangsung selama tujuh hari. Hingga kini, tiga orang masih dinyatakan hilang dan menjadi fokus utama pencarian tim SAR.
“Dari seluruh korban yang terdata, 15 orang berhasil ditemukan dalam keadaan selamat. Masih ada tiga korban yang belum ditemukan dan terus kami upayakan pencariannya,” kata Ade Dian.
Menurutnya, kondisi ketiga ABK yang hilang belum dapat dipastikan. Tim SAR masih mengumpulkan keterangan dari para korban selamat serta nelayan di sekitar lokasi kejadian untuk memperjelas kronologi tenggelamnya kapal.
Cuaca menjadi kendala utama dalam operasi SAR. Oleh karena itu, pencarian lanjutan direncanakan kembali dilakukan pada Selasa pagi dengan mempertimbangkan kondisi gelombang laut yang lebih aman bagi tim di lapangan.
Dalam operasi tersebut, personel gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, TNI Angkatan Laut, Polair, relawan, serta nelayan setempat dikerahkan untuk menyisir area perairan di sekitar lokasi kejadian.
Basarnas juga mengoperasikan dua armada laut, yakni Rigid Buoyancy Boat (RBB) Bandung 03 dan KN SAR Setyaki 202, untuk mendukung pencarian dari laut terbuka.
Hingga Selasa sore, upaya penyisiran masih terus dilakukan di sejumlah titik yang diperkirakan menjadi jalur hanyut korban. Tim SAR berharap ketiga ABK yang hilang dapat segera ditemukan. [Kirno]










