PURWAKARTA, AlexaNews.ID – Pergantian tahun kali ini dimaknai berbeda oleh sejumlah daerah di Indonesia. Tidak ada pesta kembang api yang menghiasi langit malam tahun baru. Kebijakan tersebut diambil sebagai bentuk kepedulian terhadap kondisi sosial, lingkungan, serta empati bagi wilayah yang tengah dilanda bencana.
Selain alasan kemanusiaan, absennya kembang api juga dipandang sebagai langkah bijak untuk menekan polusi udara dan kebisingan. Dampak suara ledakan kembang api dinilai dapat mengganggu kesehatan masyarakat, hewan peliharaan, hingga satwa liar di lingkungan sekitar.
Di sejumlah daerah, pertimbangan keamanan dan efisiensi anggaran turut menjadi alasan utama. Dana yang biasanya dialokasikan untuk hiburan dialihkan ke sektor yang lebih mendesak, seperti bantuan sosial dan penanganan bencana.
Ketua DPD Partai NasDem Kabupaten Purwakarta, H. Yadi Rusmayadi, menyatakan dukungannya terhadap kebijakan perayaan malam tahun baru tanpa kembang api. Ia menilai langkah tersebut mencerminkan sikap empati dan kepekaan sosial di tengah kondisi bangsa yang belum sepenuhnya pulih.
“Situasi nasional kita masih membutuhkan banyak perhatian. Ada saudara-saudara kita yang sedang menghadapi musibah. Akan lebih baik jika perayaan tahun baru dilakukan secara sederhana, meski di daerah kita kondisinya relatif aman,” ujar Yadi yang akrab disapa Aay.
Menurut Aay, perayaan tahun baru tidak harus identik dengan kemewahan. Justru, momentum tersebut bisa diisi dengan kegiatan positif dan ramah lingkungan, seperti berkumpul bersama keluarga, doa bersama, atau berbagi kepada masyarakat yang membutuhkan.
“Atas nama pribadi dan Partai NasDem, saya mendukung kebijakan pemerintah untuk tidak menyalakan kembang api. Ini adalah bagian dari upaya menciptakan perayaan yang lebih bertanggung jawab dan inklusif,” tegasnya.
Ia juga mengapresiasi sejumlah kota yang menghadirkan alternatif hiburan aman dan edukatif bagi masyarakat tanpa harus menimbulkan dampak lingkungan maupun sosial.
“Keputusan ini membuktikan bahwa perayaan tahun baru tetap bisa berlangsung hangat dan bermakna, sekaligus menunjukkan kepedulian terhadap sesama,” tambah Aay.
Menutup pernyataannya, Aay berharap tahun 2026 menjadi tahun yang lebih baik bagi Indonesia. Ia juga mendoakan agar masyarakat Purwakarta semakin sejahtera dan kehidupan sosial semakin harmonis. [Ega Nugraha]










