AlexaNews

Air Lindi Cemari Sumber Air Bersih, Masyarakat Karawang Harus Waspada!

Karawang, AlexaNews.ID – Pencemaran air tanah akibat air lindi dari tumpukan sampah menjadi masalah lingkungan yang kerap diabaikan. H. Arief Aryady, seorang pemerhati lingkungan, menyoroti dampak serius yang ditimbulkan oleh air lindi, terutama terhadap kualitas air tanah yang dikonsumsi masyarakat.

“Berbeda dengan limbah cair industri yang sering menjadi sorotan, air lindi juga memiliki dampak yang tak kalah berbahaya. Jika dibiarkan, pencemaran ini bisa menyebabkan krisis air bersih, merusak pertanian, hingga memicu berbagai penyakit berbahaya,” ungkap H. Arief Aryady, kepada AlexaNews.ID, Senin (17/03/2025).

Air tanah merupakan sumber utama air bersih bagi masyarakat, baik di perkotaan maupun pedesaan. Selain digunakan sebagai air konsumsi, air tanah juga menjadi bahan baku bagi perusahaan pengolahan air bersih. Sayangnya, pencemaran oleh air lindi yang mengandung logam berat, bakteri patogen, serta zat kimia beracun dapat menyebabkan krisis air bersih.

Menurut Arief, kontaminasi air tanah membuat kualitas air menurun drastis. Kandungan Biochemical Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), serta pH air menjadi tidak layak untuk dikonsumsi.

“Jika air tanah terus tercemar, masyarakat tidak hanya kehilangan akses terhadap air bersih, tetapi juga berisiko mengalami berbagai penyakit serius akibat mengonsumsi air yang mengandung zat beracun,” tambahnya.

Selain berdampak pada air konsumsi, pencemaran air tanah juga mengancam sektor pertanian. Air lindi yang meresap ke dalam tanah dapat terbawa ke saluran irigasi dan mencemari lahan pertanian.

“Petani sangat bergantung pada air tanah dangkal dan sistem irigasi. Jika air yang digunakan untuk mengairi sawah sudah tercemar, maka hasil panen bisa terancam gagal. Ini bukan hanya kerugian bagi petani, tetapi juga bisa memicu kelangkaan pangan dan kenaikan harga kebutuhan pokok,” jelas Arief.

Menurutnya, membersihkan air irigasi yang sudah tercemar memerlukan biaya dan waktu yang tidak sedikit. Oleh karena itu, pencegahan pencemaran sejak awal menjadi solusi terbaik.

Air yang tercemar air lindi berpotensi membawa penyakit berbahaya bagi manusia. Logam berat seperti timbal dan merkuri yang terkandung dalam air lindi dapat menyebabkan gangguan kesehatan serius, mulai dari penyakit ginjal, gangguan hati, masalah pencernaan, hingga kanker.

“Beberapa zat beracun dalam air lindi tidak memiliki warna atau bau yang mencolok, sehingga sulit dideteksi. Inilah yang membuat pencemaran air tanah menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat,” papar Arief.

Ia juga menekankan bahwa masyarakat yang tinggal dekat dengan tempat pembuangan sampah tanpa sistem pengolahan air limbah (IPAL) harus lebih waspada terhadap risiko pencemaran.

Tidak hanya manusia, pencemaran air tanah juga berimbas pada ekosistem. Biota air seperti ikan akan mati jika air tercemar oleh zat beracun dari air lindi. Begitu pula dengan hewan ternak yang mengonsumsi air tercemar, mereka dapat mengalami gangguan kesehatan atau bahkan mati.

“Air lindi membawa racun yang tidak hanya berbahaya bagi manusia, tetapi juga bagi hewan dan tumbuhan. Jika dibiarkan, dampaknya bisa meluas hingga ke rantai makanan, yang akhirnya tetap berbahaya bagi manusia,” tutur Arief.

Arief menyoroti bahwa sistem pengelolaan sampah di Kabupaten Karawang masih jauh dari kata ideal. Metode control landfill yang digunakan saat ini dinilai hanya mengalihkan masalah tanpa benar-benar menyelesaikannya.

“Pemerintah harus serius menangani sampah dengan teknologi yang lebih baik. Jangan hanya memindahkan masalah, tetapi carilah solusi yang benar-benar bisa mengatasi pencemaran, terutama air lindi yang mengancam lingkungan dan kesehatan masyarakat,” tegasnya.

Sebagai pemerhati lingkungan, Arief berharap ada langkah konkret dari pemerintah dalam mengelola sampah secara lebih baik dan mencegah pencemaran air tanah.

“Saya tidak akan pernah berhenti bersuara demi lingkungan yang lebih sehat. Karawang butuh solusi nyata, bukan sekadar wacana!” pungkasnya. (Ega Nugraha)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!