Karawang, AlexaNews.ID — Akibat tidak adanya Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Pasar Proklamasi Rengasdengklok yang dikelola PT Visi Indonesia Mandiri (VIM), puluhan petani di Kecamatan Rengasdengklok menggelar aksi di Pasar Proklamasi dengan tuntutan dampak dari air limbah yang mengalir ke pesawahan di sekitar pasar.
Sobandi, perwakilan dari para petani yang mendatangi Pasar Proklamasi Rengasdengklok menyampaikan bahwa kedatangannya para petani ke Pasar Proklamasi menuntut PT Visi Indonesia Mandiri (VIM) sebagai pengelola memperbaiki aliran air limbah yang mengalir dan berdampak ke area pesawahan.
“Bagaimana supaya tidak ada dampak dari air limbah yang mengalir mencemari area pesawahan. dan kalau yang terdampak itu baru ada 3 hektar cuma kalau area keseluruhan kurang lebih 50 hektar,” kata Sobandi, Selasa (16/05/2023).
Kemudian, dia juga menyayangkan Pasar Proklamasi Rengasdengklok yang belum lama beroperasi akan tetapi dampaknya sudah dirasakan para petani akibat aliran air limbah yang mengalir ke area pesawahan.
“Inikan baru beberapa bulan beroperasi pasar ini sudah dirasa ke para petani ini berdampak, apalagi program pemerintah ini jangkanya puluhan tahun dan jangan sampai diam saja begitu harus memikirkan lingkungan pertanian,” ujarnya.
Tak hanya itu, Sobandi juga mengatakan meskipun sudah ada kesepakatan jangka panjang dan jangka pendek antara para petani dan pihak pengelola Pasar Proklamasi Rengasdengklok akan mengawal proses perbaikan saluran air limbah yang akan dibangun agar tidak berdampak ke area pesawahan.
“Ya itu, jangka panjangnya yang surat kesepakatan ini mau dibuat IPAL, jangka pendek segera mengatasi permasalahan dampaknya itu. tuntutan kita bagaimana supaya tidak ada dampak, kita tetap follow up terus dan kita kawal,” ucapnya.
Sementara itu, masih di tempat yang sama, Dekok juga mengungkapkan bahwa para petani ke depan bagaimana cara pihak pengelola bisa mensterilkan aliran air limbah yang berdampak ke area pesawahan.
“Kita disini tidak fokus untuk ke IPAL, kalau urusan IPAL itu urusan pihak pengelola karena para petani yang penting steril,” pungkasnya. (Ahmad Yusup Tohiri)