AlexaNews

Forum Masyarakat Tani Banyusari Protes Dampak Negatif Proyek Saluran Induk Bendung Walahar BP. Tut 14

KARAWANG, AlexaNews.ID – Forum Masyarakat Tani Banyusari resmi menyuarakan ketidakpuasan mereka terhadap dampak negatif yang diakibatkan oleh proyek rehabilitasi saluran induk bendung Walahar BP. Tut 14 kepada PT Nindya Karya.

Para petani di wilayah tersebut mengalami kesulitan dalam menggarap sawah dan merasakan kekeringan air selama empat bulan terakhir.

Ketua Forum Masyarakat Tani Banyusari, Indra Sugara, dalam wawancaranya menyampaikan kekhawatiran dan keberatan petani terkait proyek tersebut.

“Para petani di Banyusari mengalami kerugian besar, yakni satu musim panen yang tidak dapat diusahakan akibat kekeringan yang berlangsung selama empat bulan. Hal ini secara langsung mempengaruhi roda perekonomian masyarakat, terutama para petani di Desa Gempol Kolot,” ujar Indra Sugara, Minggu (24/12/23).

Dalam wawancaranya, Indra Sugara juga menyatakan bahwa pihaknya telah mengirim surat kepada PT Nindya Karya sebagai pelaksana proyek untuk melakukan audiensi.

Mereka berharap ada solusi dan kompensasi yang dapat mengatasi kerugian yang dialami oleh para petani.

“Kami meminta kepada Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Badan Wilayah Sungai Citarum (SDA BBWS Citarum), PT Nindya Karya, dan Kementerian PUPR untuk mempertimbangkan nasib para petani yang terdampak oleh proyek ini,” ujar Indra.

Meskipun bersyukur atas upaya pemerintah dalam merehabilitasi aliran irigasi untuk kesejahteraan petani, Indra Sugara menegaskan pentingnya komunikasi dan sosialisasi terkait dampak proyek kepada para petani.

“Seharusnya ada komunikasi yang baik agar para petani dapat mempersiapkan diri menghadapi dampak proyek ini. Kami berharap agar ada solusi yang memadai untuk mengatasi kerugian yang telah terjadi,” tegas Indra Sugara.

Selain dampak terhadap pertanian, Indra Sugara juga mencermati aspek keselamatan di sekitar proyek.

Ia menyebutkan bahwa kurangnya perhatian terhadap pengguna jalan dapat membahayakan, seperti kecelakaan akibat batuan yang terlalu menyebar di jalan, dan minimnya rambu-rambu bahaya yang seharusnya dipasang.

Ia juga mencatat kerusakan pada poros jalan menuju kecamatan Banyusari yang perlu segera ditangani.

Dalam penutup wawancaranya, Indra Sugara menegaskan bahwa jika audiensi dengan PT Nindya Karya tidak menghasilkan titik temu atau penyelesaian yang memadai, mereka akan melakukan aksi protes ke Pemerintah Daerah atau Komisi 2 DPR.

Proyek ini, selain berdampak pada kehidupan para petani, juga dianggap kurang memperhatikan keselamatan pengguna jalan dan infrastruktur sekitar. (Ega Nugraha)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!