TUBABA, AlexaNews.ID – Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba), Dedi Priyono, S.H, menanggapi keras persepsi yang disampaikan oleh Ahmad Basri (Abas) terkait artikel opini yang ditulisnya.
Abas, yang mengaku sebagai Ketua Kajian Kritis Kebijakan Publik Pembangunan (K3PP) Tubaba, menuduh Dedi terlibat politik dalam pilkada melalui tulisan opini berjudul “Timses Kotak Kosong Cari Panggung!”.
Tuduhan ini dinilai menyerang personal dan mencemarkan nama baik sesuai dengan pasal 27A Undang-Undang ITE.
Artikel opini Abas yang berjudul “CATATAN UNTUK KETUA PWI TUBABA, DEDI PRIYONO”, diterbitkan pada 13 Agustus 2024 di beberapa media online lokal, memuat kritik yang menurut Dedi bersifat fitnah dan menyesatkan publik.
“Persepsi Abas menyerang personal saya serta membawa nama baik PWI Tubaba. Padahal, opini yang saya tulis berdasarkan kajian yang objektif dan sesuai kaidah jurnalistik,” ujar Dedi, Minggu (18/8/2024).
Dedi menegaskan bahwa Abas tidak memiliki kompetensi untuk menilai artikel opini yang ditulisnya, apalagi jika persepsi tersebut menyerang kredibilitas seorang wartawan yang juga menjabat sebagai Ketua PWI Tubaba.
“Saya memberikan peringatan keras kepada Abas. Persepsinya merendahkan profesionalitas saya sebagai wartawan dengan menuduh terlibat politik dalam pilkada,” tegas Dedi.
Dedi juga memberikan kesempatan kepada Abas untuk segera meminta maaf dan memberikan klarifikasi kepada media pers sesuai dengan kaidah jurnalistik.
Ia menekankan bahwa tulisan opininya bertujuan untuk mengedukasi masyarakat, bukan untuk menyerang individu tertentu.
“Saya tidak menyangka Abas akan bereaksi berlebihan terhadap tulisan saya. Hak jawab ini saya sampaikan sebagai bentuk edukasi kepada publik agar tidak tersesat oleh persepsi yang salah,” tambah Dedi.
Lebih lanjut, Dedi juga mempertanyakan kompetensi dan keahlian Abas yang sering kali mengomentari isu-isu publik di media sosial dengan narasi yang tidak berdasar.
“Abas justru terlibat dalam politik praktis, padahal dia berstatus sebagai Tenaga Ahli DPRD Tubaba yang sumber pendapatannya dari pemerintah daerah,” jelas Dedi.
Artikel opini “Timses Kotak Kosong Cari Panggung!” yang ditulis Dedi Priyono sebenarnya merupakan pandangan objektif terhadap isu pilkada yang sedang hangat.
Namun, persepsi menyesatkan Abas justru menunjukkan bahwa opini tersebut benar-benar mengungkapkan kepanikan pihak tertentu.
Dedi berharap bahwa artikel opininya dapat menjadi bahan refleksi bagi semua pihak yang terlibat dalam pilkada, khususnya di Tubaba, dan bukan untuk dijadikan bahan fitnah atau serangan pribadi. (Angga)