KARAWANG, AlexaNews.ID – Lembaga Cegah Kejahatan Indonesia (LCKI) mendesak kepolisian untuk menyelidiki dengan tuntas lima kali kebocoran gas kimia klorin di PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills-2.
Insiden ini menyebabkan ratusan warga Desa Kutamekar, Kecamatan Ciampel, Kabupaten Karawang terpapar gas beracun dan harus dirawat di rumah sakit.
Bupati Karawang, Aep Syaepuloh, menyoroti seriusnya dampak kebocoran coustic soda yang terjadi pada Sabtu (20/1/2024) malam. Sebanyak 123 warga harus dirawat di beberapa rumah sakit, termasuk Rumah Sakit Rosella, Rumah Sakit Mandaya, Rumah Sakit Bayukarta, dan Rumah Sakit Primaya.
“Pemkab Karawang fokus pada evakuasi dan penyelamatan masyarakat. Untuk persoalan hukum sedang ditangani kepolisian sebagai tindak lanjut dengan melakukan pemeriksaan,” ungkap Bupati Karawang.
Ketidakpuasan masyarakat terhadap kejadian ini semakin mencuat. Public Affair Pindo Deli, Adil Teguh, mengklarifikasi bahwa kebocoran gas berhasil dihentikan setelah beberapa jam, dan operasional pabrik berjalan normal. Namun, hal ini tidak meredakan kekhawatiran masyarakat.
Ketua Umum Forum Wartawan Jaya (FWJ) Indonesia, Mustofa Hadi Karya (Opan), menilai kejadian ini sebagai bentuk ketidakprofesionalan Pindo Deli 2. Dalam keterangannya, Opan mendukung upaya penutupan perusahaan tersebut.
“Kebocoran gas kimia klorin dari perusahaan besar Pindo Deli 2 ini sudah sampai lima kali. Artinya itu sesuatu yang tidak logis dan Pemerintah Kabupaten Karawang wajib menutup Pindo Deli 2. Kami dukung upaya penutupan perusahaan itu,” tegas Opan.
Mencuatnya isu nasional yang diakibatkan oleh Pindo Deli 2 membuat Erwin Ramali, Ketua LCKI Provinsi DKI Jakarta, mendesak kepolisian untuk mempolisikan PT. Pindo Deli 2 dan mengusutnya hingga tuntas.
“Itu sudah tergolong adanya unsur kejahatan, dan Kepolisian Republik Indonesia harus menangani kasus ini secara menyeluruh,” ungkap Erwin Ramali.
Kepolisian Karawang dan Polda Jabar diminta untuk mengambil langkah-langkah tegas dalam menyelesaikan kasus kebocoran gas yang berulang kali terjadi di Pindo Deli 2. (Bdg)
