KARAWANG, AlexaNews.ID – Seluas 600 hektar lahan sawah yang berada di Kecamatan Banyusari, Kabupaten Karawang mengalami kekeringan. Hal tersebut disebabkan karena terjadi sedimentasi pada saluran irigasi. Akibatnya, para petani mengeluh karena harus kehilangan mata pencaharian.
Salah satu petani setempat bernama Ako, menjelaskan, air dari irigasi induk menjadi tidak bisa mengalir ke area sawah di lokasi itu. Karena saluran pembawa air dari irigasi rusak.
Ako mengaku lambannya perhatian dari Pemerintah Kabupaten Karawang, menyebabkan kondisi tersebut berlangsung berbulan-bulan. Sehingga para petani tidak dapat melakukan aktivitas pertanian.
“Sudah tiga bulan, sawah disini mengalami kekeringan. Penyebabnya karena air dari irigasi tidak masuk ke sawah-sawah disini. Soalnya saluran irigasi nya jebol. Kami jadi tidak bisa bertani,” ujar Ako, salah satu petani setempat, Jumat (01/09/2023).

Ako yang hanya mengandalkan sumber mata pencaharian dari bertani, harus rela kehilangan pekerjaan. Ia menjadi kesulitan untuk menutupi biaya kebutuhan sehari-hari.
“Pekerjaan saya hanya bertani, selama tiga bulan ini, ya saya jadi menganggur. Buat biaya kebutuhan sehari-hari jadi terhambat. Saya harap pemerintah bisa memberi bantuan secepatnya, dan irigasi nya bisa jalan lagi,” tutur Ako.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Karawang, Asep Hazar, menyampaikan, kekeringan yang melanda persawahan di Kabupaten Karawang, lebih banyak disebabkan karena sedimentasi yang terjadi di saluran-saluran irigasi.
Asep Hazar menerangkan, terjadinya sedimentasi tersebut disebabkan karena banyaknya tumpukan sampah di saluran pembawa tersier maupun sekunder. Salah satu persawahan yang mengalami hal tersebut berada di Kecamatan Banyusari, Kabupaten Karawang dengan luas sawah yang mencapai 600 hektar.
“Jadi, kekeringan sawah di Kabupaten Karawang di daerah Kecamatan Banyusari seluas 600 hektar itu, karena terjadinya sedimentasi di saluran-saluran pembawa. Sedimentasi itu karena terlalu banyaknya sampah,” terang Asep.
Menurut Asep Hazar, pihaknya tengah menyiapkan langkah-langkah untuk mengantisipasi dan menindaklanjuti sejumlah sawah yang mengalami kekeringan, diantaranya dengan melakukan revitalisasi pintu-pintu air, normalisasi saluran pembawa tersier dan sekunder, serta membuat sodetan.
“Kami akan segera menyelesaikan permasalah ini. Solusi yang pertama, kami akan melakukan revitalisasi pintu air dan normalisasi saluran pembawa, baik tersier maupun sekunder. Kalau jangka panjangnya, kami akan membuat sodetan. Kalau ada lokasi yang tidak bisa menggunakan alat berat, kita lakukan secara manual,” ucap Asep.
Pemerintah Kabupaten Karawang menghimbau kepada masyarakat agar tidak membuang sampah ke pintu air maupun saluran-saluran irigasi. Karena dapat menyumbat dan merusak saluran tersebut.
“Saya himbau kepada masyarakat, apalagi yang berdekatan dengan saluran-saluran pembawa. Supaya tidak membuang sampah ke saluran, terutama yang sekitar pemukiman. Kita semua harus saling menjaga,” ujar Asep. (Siska Purnama Dewi).