KARAWANG, AlexaNews.ID — Meskipun batu prasasti dan pita peresmian telah terpasang dengan baik di depan SMPN 3 Tirtamulya, peresmian sekolah menengah pertama negeri tersebut tidak dilakukan seperti yang biasanya dilakukan dengan penandatanganan prasasti dan pemotongan pita.
Acara peresmian tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Wakil Bupati Karawang, Aep Syaepuloh, Asisten Daerah Karawang, Eka Sanata, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Cecep, Kepala Bidang Yani, Koordinator Wilayah Cambidik Tirtamulya, Mustopa, serta komite sekolah, para guru, dan masyarakat sekitar.
Acara dimulai dengan penampilan tarian tradisional jaipong khas Kabupaten Karawang yang dibawakan oleh siswa SMPN 3 Tirtamulya, diikuti dengan nyanyian lagu Indonesia Raya, sambutan dari kepala sekolah, dan sambutan dari Wakil Bupati. Acara ditutup dengan doa.
Wakil Bupati Karawang, Aep Syaepuloh, menjelaskan bahwa kedatangannya bukan untuk meresmikan sekolah ini, tetapi untuk melakukan peninjauan pembangunan SMPN 3 Tirtamulya.
Ia menyampaikan bahwa masih ada beberapa kekurangan dalam pembangunan tersebut, seperti ruang guru yang belum selesai, namun dalam anggaran perubahan akan ada bantuan untuk kamar mandi. Meskipun kamar mandi sudah dibangun, belum ada yang menghuninya.
Selain itu, Wabup menyoroti lapangan olahraga yang bisa digunakan secara serbaguna untuk berbagai jenis olahraga seperti basket, sepak bola, dan upacara.
Ia juga menegaskan bahwa kunjungannya kali ini adalah untuk meninjau dan mengidentifikasi kekurangan, bukan untuk meresmikan, dan bahwa pemotongan pita akan dilakukan di lain waktu.
Ketika ditanya tentang kualitas pembangunan, Wabup mengakui bahwa masih ada kekurangan dalam hal kualitas, terutama terkait retensi yang akan berlangsung selama 180 hari atau enam bulan. Ia berharap bahwa masalah kualitas ini akan selesai pada akhir Desember 2023.
Sementara itu, dari pantauan jurnalis, pelaksana pekerjaan pemborong dipanggil ke dalam ruang kelas oleh Wabup, namun pembicaraannya tidak dapat diliput oleh media.
Ketika dimintai keterangan, Yanto, pemborong tersebut, memberikan jawaban singkat dan tidak memberikan detail tentang kualitas dan material pembangunan.
Hal ini menimbulkan kebingungan terkait apakah ada masalah tersembunyi dalam pembangunan tersebut. Yanto pun segera meninggalkan tempat tersebut dengan mobilnya. (Bodong)