KARAWANG, AlexaNews.ID — Petani padi di wilayah Karawang Utara, khususnya di Desa Kampungsawah, Kecamatan Jayakerta, Kabupaten Karawang, menghadapi tantangan serius akibat serangan hama wereng coklat yang mengakibatkan gagal panen. Serangan hama ini telah menyebabkan kerugian yang signifikan bagi para petani.
Hama wereng coklat adalah salah satu jenis hama yang sulit untuk diberantas dan sangat merusak tanaman padi. Akibat serangan hama ini, padi yang seharusnya dapat dipanen dengan hasil yang melimpah justru gagal panen.
Para petani di wilayah tersebut mengalami penurunan hasil panen yang signifikan dan kerugian finansial yang mencapai puluhan juta rupiah.
“Hasil panennya gagal, biasanya kami bisa menghasilkan lebih dari 5 ton per hektar. Tetapi sekarang, jauh dari itu, kami merugi karena biaya tanam, penggunaan pestisida, dan obat-obatan yang semakin mahal,” ujar Mirwan, seorang petani yang berbagi pengalamannya dengan AlexaNews.ID di lahan sawahnya pada Jumat (14/07/2023).
Kondisi ini sangat merugikan para petani, terutama dalam hal pengadaan pupuk yang harganya meningkat drastis. Mirwan mengatakan bahwa meskipun ada pupuk subsidi dari pemerintah, tetapi syaratnya harus memiliki kartu tani. Bagi petani kecil seperti dirinya, kondisi ini sangat membebani dan menyebabkan kerugian saat masa panen seperti saat ini.
Selain itu, Mirwan berharap agar pemerintah dapat memberikan perhatian lebih terhadap petani dengan mengeluarkan kebijakan yang mendukung pasar pupuk dan obat-obatan padi dengan harga yang terjangkau.
“Harapan kami kepada pemerintah Kabupaten Karawang adalah agar lebih memperhatikan para petani yang mayoritas adalah petani kecil. Kami berharap harga pupuk dan obat-obatan tidak terlalu mahal,” tambahnya.
Situasi ini membutuhkan perhatian serius dari pemerintah daerah untuk membantu petani yang terdampak serangan hama wereng coklat.
Langkah-langkah yang efektif, seperti kebijakan pasar yang dapat membantu petani memperoleh pupuk dan obat-obatan dengan harga terjangkau, sangat diperlukan untuk mendukung keberlanjutan pertanian di Karawang. (Ahmad Yusup Tohiri)