Karawang, AlexaNews.ID — Seorang pria penyandang disabilitas dengan penuh dedikasi berjualan sapu lidi dan kipas tangan keliling menggunakan kursi roda. Ia tidak pernah merasa lelah saat mencari rezeki di jalanan.
Pria ini, yang memilih untuk tidak disebutkan namanya, berusia 40 tahun dan tinggal di Poponcol Kidul, Kelurahan Karawang Kulon, Kecamatan Karawang Barat.
Pedagang yang dikenal dengan inisial IM ini telah mengalami disabilitas sejak lahir. Ia terus berjuang untuk menjalani hidup dengan berjualan menggunakan modal sendiri. Sebelumnya, ia telah mencoba membuka konter pulsa namun mengalami kegagalan.
“Saya telah mengalami disabilitas sejak lahir. Sebelum memutuskan untuk berjualan keliling, saya mencoba membuka konter pulsa di rumah, tetapi mengalami kegagalan,” ujarnya ketika ditemui di Jalan Veteran pada hari Kamis, 25 Mei 2023.
Tanpa kehilangan harapan, IM kemudian memutuskan untuk menjual sapu lidi dan kipas tangan yang terbuat dari kayu dengan berkeliling. Ia berjualan mulai dari pagi hingga siang hari, dan kadang-kadang hingga sore hari.
“Untuk bertahan hidup, saya memutuskan untuk berjualan sapu lidi dan kipas tangan keliling. Sudah dua bulan sejak saya memulainya. Saya biasanya berangkat pagi dan pulang jika dagangan sudah habis, atau jika belum habis, saya akan bertahan sampai sore,” katanya.
IM melalui jalur yang cukup panjang, dengan menjelajahi wilayah Kecamatan Karawang Barat hingga Kecamatan Karawang Timur. Setiap hari, ia menggunakan kursi roda yang sederhana untuk menjelajahi jalan raya dan pemukiman warga. Ia telah beradaptasi dengan hujan, panas, dan kondisi jalan yang buruk.
Tidak jarang ia mendapatkan ejekan dan celaan, tetapi ia tidak memperdulikannya. Dengan ikhlas, ia menawarkan dagangannya dan berharap dapat menjual semua barang dagangannya.
“Di jalanan, sering kali ada orang yang mencemooh, tetapi saya tidak mempedulikannya. Yang penting, saya memiliki niat yang ikhlas untuk berjualan,” ucapnya.
Pria ini, yang belum memiliki keluarga, saat ini tinggal bersama kakaknya setelah kehilangan kedua orangtuanya. Meskipun demikian, ia tidak ingin menjadi beban bagi kakaknya.
Meskipun keuntungan yang ia dapatkan dari berjualan tidak besar, ia bangga dapat bekerja secara mandiri dan menghasilkan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Saya bangga karena masih mampu menghasilkan uang sendiri, saya tidak ingin merepotkan orang lain,” katanya.
IM mengaku memiliki beberapa keahlian, seperti memasak dan menjahit. Ia bercita-cita untuk membuka usaha jahit atau berjualan dari rumah di masa depan.
“Sebenarnya, saya memiliki keahlian dalam memasak dan menjahit,” katanya.
Saat ini, IM hanya bisa menunggu keajaiban dari Tuhan agar kehidupannya bisa lebih baik. (Siska Purnama Dewi)