Tubaba, AlexaNews.ID – Sugar Group Companies (SGC) memperkenalkan program kemitraan perkebunan tebu bagi para petani di Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba). Melalui skema ini, SGC memberikan jaminan harga dasar Rp715 ribu per ton tebu dengan rendemen 7 persen. Langkah tersebut diharapkan mampu menjadi solusi bagi petani yang terdampak jatuhnya harga singkong.

Vice President SGC, Purwanti Lee, menjelaskan bahwa sistem kemitraan dilakukan secara mandiri. Artinya, petani tetap berperan penuh dalam mengolah lahan, mulai dari menyiapkan tanah, menanam, hingga proses panen. SGC berkomitmen membeli hasil tebu sesuai standar kualitas yang telah ditetapkan. “Kemitraan ini dirancang untuk sama-sama menguntungkan. Petani punya kepastian harga dan pasar, sementara perusahaan mendapat pasokan tebu bermutu,” ungkap Purwanti saat sosialisasi di Kampus Politeknik Tunas Garuda, Kompleks Uluan Nughik Panaragan Jaya, Rabu (3/9/2025).

Menurutnya, tebu memiliki keunggulan dibanding singkong. Tanaman ini lebih tahan hama, sesuai dengan kondisi iklim Lampung, serta hanya perlu ditanam sekali untuk kemudian bisa dipanen hingga tiga sampai empat kali. “Biaya perawatan lebih ringan, produktivitasnya stabil, dan Lampung sendiri adalah sentra gula nasional. Kesempatan ini terbuka luas bagi petani, jangan sampai dilewatkan,” tambahnya.

Dalam kemitraan ini, SGC menetapkan standar kualitas yang harus dipenuhi, antara lain usia tebu 11–13 bulan, kondisi segar tanpa dibakar, serta kadar puriti minimal 74 persen. Tebu yang tidak sesuai standar dapat dikenakan potongan harga bahkan ditolak. Program berlaku selama 10 tahun atau 10 kali giling, dengan syarat lahan jelas kepemilikannya dan bebas sengketa.

Bupati Tubaba, Ir. Novriwan Jaya, S.P., menyambut baik inisiatif tersebut. Ia menilai program kemitraan tebu bisa menjadi alternatif sumber pendapatan bagi petani, terutama saat harga singkong terus menurun. “Diversifikasi komoditas pertanian sangat penting untuk menjaga stabilitas ekonomi masyarakat,” kata Novriwan.

Senada, Wakil Bupati Nadirsyah menegaskan bahwa warga Tubaba sudah lama menunggu adanya pola kemitraan yang memberi kepastian pasar dan harga.

Kegiatan sosialisasi turut dihadiri Waka I DPRD Ponco Nugroho, mantan Bupati Tubaba periode 2014–2022 Umar Ahmad, Plt. Asisten I Untung Budiono, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Sarwo Hadi, jajaran kepalo tiyuh, kelompok tani, pelaku usaha tebu, serta masyarakat setempat. [Angga]

Komentar Ditutup! Anda tidak dapat mengirimkan komentar pada artikel ini.