CIREBON, AlexaNews.ID – Suasana meriah mulai menyelimuti kawasan batik Trusmi, Kecamatan Plered. Menjelang puncak Tradisi Memayu Buyut Trusmi, ribuan warga dan wisatawan diperkirakan bakal memadati jalur utama desa untuk menyaksikan arak-arakan budaya yang digelar setiap tahun.
Gelaran adat yang sudah berusia lebih dari seribu tahun ini rencananya berlangsung pada Minggu (23/11) pukul 06.00 WIB. Tradisi ini dikenal sebagai salah satu warisan budaya tertua di Cirebon dan selalu menarik animo masyarakat dari berbagai daerah.
Memayu Buyut Trusmi memiliki makna “memperindah” atau “memperbaiki”. Inti upacaranya adalah mengganti atap welit dan sirap kayu pada bangunan keramat Ki Buyut Trusmi. Prosesi tersebut melambangkan pembaruan diri serta harapan baik menyambut musim penghujan.
Selain sarat nilai filosofi, tradisi ini juga menjadi ajang mempererat kebersamaan masyarakat Desa Trusmi dan wilayah sekitar.
Bagian yang paling ditunggu adalah arak-arakan Ider-ideran. Karnaval budaya yang panjangnya bisa mencapai beberapa kilometer ini menampilkan ragam kreativitas warga, mulai dari kesenian tradisional hingga atraksi khas daerah setempat.
Peserta membawa beragam bentuk ogoh-ogoh dari bambu, seperti naga, kerbau, harimau, hingga burung Garuda. Seluruhnya dihias warna-warni sehingga menjadi daya tarik utama sepanjang jalur arak-arakan.
Tak hanya itu, acara juga dimeriahkan oleh hasil kerajinan batik Trusmi, jajanan khas Cirebon, serta musik pengiring dari kelompok tradisional maupun modern. Biasanya kegiatan diawali dengan pacuan kuda di lapangan desa yang selalu ramai penonton.
Pemerintah Kabupaten Cirebon bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Polresta Cirebon, dan Dishub telah menuntaskan rapat koordinasi demi memastikan seluruh rangkaian tradisi berlangsung aman, tertib, dan kondusif.
Untuk kelancaran kegiatan serta mengantisipasi tingginya jumlah pengunjung, rekayasa lalu lintas akan diterapkan mulai pukul 05.30 WIB di sekitar kawasan Trusmi. Petugas mengimbau masyarakat mengikuti seluruh arahan di lapangan.
Tradisi Memayu Buyut Trusmi diharapkan tidak hanya menjaga kelestarian budaya lokal, tetapi juga menggerakkan perekonomian warga, terutama pengrajin batik dan pedagang kecil di sentra batik Trusmi. [Kirno]









