PURWAKARTA, AlexaNews.ID – Beredarnya isu mengenai terbentuknya dua kubu di lingkungan Samsat Purwakarta memicu spekulasi terkait kekompakan internal instansi tersebut. Kabar yang beredar menyebutkan adanya ketegangan antara pejabat lama dan pejabat baru yang kini menempati jabatan strategis.

Kepala Samsat Purwakarta, Tita Ratna, menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar. Menurutnya, seluruh pegawai masih berada dalam satu koordinasi dan menjalankan tugas sesuai prosedur.

“Kami tidak ada dua kubu. Semua tetap solid dan bekerja sama dengan baik,” kata Tita saat ditemui di Lapang Sahate, Kamis (11/12).

Ia menambahkan, Kepala Tata Usaha (TU) yang saat ini bertugas memang baru beberapa bulan menjabat. Meski begitu, Tita menekankan bahwa pergantian personel tidak mengganggu kekompakan tim.

Di sisi lain, seorang pegawai internal yang enggan disebutkan namanya menyebutkan bahwa dinamika antarpejabat memang terjadi. Sumber tersebut juga mengungkapkan adanya perbedaan dukungan antara kelompok pejabat lama dan pejabat baru.

Informasi lain yang ikut berkembang menyebutkan bahwa kinerja Samsat Purwakarta berada di posisi bawah, yaitu peringkat 29 dari 34 Samsat di Jawa Barat. Namun, hal itu dibantah oleh Kepala Bapenda Jawa Barat, Asep Supriatna.

“Samsat Purwakarta bukan di peringkat bawah, tetapi berada di posisi tengah,” ujar Asep saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon. Ia belum merinci indikator penilaian maupun posisi pastinya.

Isu dua kubu muncul seiring dorongan peningkatan pendapatan pajak kendaraan bermotor menuju akhir tahun. Publik menilai konsolidasi internal menjadi penting agar pelayanan tetap optimal.

Tita menjelaskan, Samsat Purwakarta bersama Tim Pembina Samsat terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan penerimaan pajak. Namun, hingga saat ini pihaknya belum dapat memastikan capaian akhir tahun.

“Kita masih berupaya, jadi belum bisa memastikan berapa persen yang akan tercapai. Mudah-mudahan saja bisa 100 persen,” ucapnya.

Salah satu langkah yang dilakukan adalah pemeriksaan pajak kendaraan bermotor bersama Bapenda Purwakarta. Hasil evaluasi baru dapat dilihat secara menyeluruh setelah tutup tahun.

“Sekarang belum 100 persen karena tahun juga belum berakhir. Sampai 31 Desember kita lihat datanya dulu. Kalau masih ada kekurangan, bisa saja dilanjutkan ke tahun depan,” ujar Tita.

Ia menyebutkan bahwa potensi terbesar penerimaan pajak di Purwakarta berasal dari kendaraan roda dua yang jumlahnya mendominasi.

“Potensi di Purwakarta mayoritas kendaraan roda dua. Datanya akan kami pastikan setelah akhir tahun,” katanya.

Sementara itu, Kepala Bidang Penagihan dan Evaluasi Pelaporan Bapenda Purwakarta, Irfan Suryana, menyatakan bahwa pihaknya masih menunggu penyelesaian hitungan pendapatan hingga akhir tahun anggaran.

“Belum sampai akhir tahun, jadi datanya belum selesai. Kita masih terus berupaya,” ujar Irfan.

Ia menambahkan, tantangan utama bukan pada sistem pemungutan pajak, melainkan kepatuhan wajib pajak. Untuk itu, Bapenda membuka sejumlah outlet pelayanan guna mempermudah masyarakat.

“Kendala sebenarnya hanya tinggal bagaimana wajib pajak itu sendiri. Makanya kami membuka layanan tambahan, bukan untuk menjaring, tapi mendorong kepatuhan membayar pajak kendaraan bermotor,” kata Irfan. [Ega Nugraha]

Komentar Ditutup! Anda tidak dapat mengirimkan komentar pada artikel ini.