Karawang, AlexaNews.ID – Suasana Rapat Anggota Luar Biasa (RALB) Koperasi Karyawan RS Bayukarta memanas setelah sejumlah anggota mempertanyakan transparansi pengurus. Dalam forum yang digelar Sabtu (6/12) itu, Katim Pengawas Dinas Koperasi Karawang, Yeni Maryani, ikut turun langsung memberikan klarifikasi soal dasar pelaksanaan rapat dan langkah penyelesaian masalah internal koperasi.
Menurut Yeni, RALB digelar karena adanya desakan anggota yang menilai situasi di tubuh koperasi sudah mendesak dan membutuhkan penyelesaian cepat. Ia menegaskan, aturan mengizinkan RALB digelar kapan saja selama minimal satu perlima total anggota mengajukan permintaan resmi.
“Semua ketentuan sudah terpenuhi. Usul rapat datang dari 1/5 anggota, dan kehadiran hari ini—baik online maupun offline—mencapai tiga perempat jumlah anggota. Jadi rapat ini sah,” kata Yeni.
Yeni juga membeberkan bahwa banyak anggota mendesak agar hasil audit eksternal segera dibuka. Mereka menilai proses penyelesaian masalah berjalan lambat sehingga menimbulkan keresahan di internal koperasi.
“Sudah banyak anggota yang menghubungi saya sejak kemarin. Semua bertanya kapan audit dibuka dan apa langkah selanjutnya. Saya minta mereka bersabar sampai laporan eksternal selesai,” ujarnya.
Namun, perdebatan muncul setelah sebagian peserta rapat menilai hasil audit belum final dan masih berbentuk draf. Meski begitu, Yeni menilai anggota tetap perlu mendapatkan gambaran awal mengenai hasil temuan.
“Meski baru draf, minimal bisa menunjukkan titik persoalan yang selama ini dicurigai. Ini pembuktian awal dari proses audit eksternal,” jelasnya.
Ia menegaskan pentingnya transparansi, terutama terkait dugaan penggunaan dana koperasi yang selama ini dipertanyakan para anggota. Keterbukaan, kata Yeni, adalah kunci penyelesaian persoalan agar kepercayaan anggota bisa kembali pulih.
“Kalau memang ada penggunaan dana untuk hal tertentu, ya buka saja. Termasuk pertanggungjawaban pengurus lama atau pihak yang menggunakan dana tersebut,” tegasnya.
Yeni mengingatkan bahwa koperasi pernah berada dalam kondisi sehat dan memberikan banyak manfaat, mulai dari SHU, paket Lebaran dan Natal, kegiatan rekreasi anggota, hingga pembagian doorprize. Bahkan koperasi sempat mampu membeli aset bernilai besar.
“Itu bukti koperasi ini pernah berjalan baik. Sekarang tinggal bagaimana mengurai masalahnya dan memperbaiki tata kelola ke depan,” lanjutnya.
Ia berharap RALB menjadi titik balik untuk mengembalikan semangat kekeluargaan di koperasi agar situasi tetap kondusif dan semua pihak mau beritikad baik menyelesaikan masalah tanpa konflik berkepanjangan.
“Koperasi itu berdiri atas dasar kekeluargaan. Kita inginnya semua selesai dengan kepala dingin—baik anggota maupun pengurus sebelumnya,” tutup Yeni. [Yopie Iskandar]










