INDRAMAYU, AlexaNews ID — Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah IX Jawa Barat melakukan pemetaan lanjutan di Situs Dampu Awang, Desa Sudimampir Lor, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu. Dalam kegiatan ini, BPK menggandeng Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Indramayu serta Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) dengan memanfaatkan teknologi Ground Penetrating Radar (GPR).

Penerapan metode GPR bertujuan untuk memetakan sebaran struktur yang berada di bawah permukaan tanah tanpa harus melakukan penggalian langsung. Teknologi ini dinilai efektif untuk mengenali potensi tinggalan arkeologis secara lebih menyeluruh sebagai tindak lanjut dari survei permukaan yang sebelumnya telah dilakukan.

Arkeolog BPK Wilayah IX Jawa Barat, Sonny Prasetya Wibawa, menjelaskan bahwa pemetaan menggunakan GPR difokuskan untuk memperkenalkan kembali potensi arkeologi di kawasan Sudimampir Lor. Metode ini diharapkan mampu melengkapi data dari 12 titik survei permukaan yang telah teridentifikasi lebih dulu.

“Alat GPR memungkinkan pendeteksian struktur hingga kedalaman sekitar 16 meter dari permukaan tanah. Dengan teknologi ini, kami dapat memperoleh gambaran awal mengenai kemungkinan keberadaan bangunan atau struktur lainnya,” ujar Sonny.

Meski demikian, hasil pemetaan GPR masih bersifat indikatif dan memerlukan tahapan lanjutan. Sonny menegaskan bahwa validasi temuan tetap harus dilakukan melalui ekskavasi arkeologi guna memastikan karakter dan nilai penting peninggalan budaya yang ada di kawasan tersebut.

Ia juga menyebutkan bahwa Kabupaten Indramayu memiliki potensi cagar budaya yang cukup besar. Selain Situs Dampu Awang di Sudimampir dengan temuan yang tersebar di 12 titik, terdapat pula Situs Sambimaya yang memperlihatkan indikasi tiga struktur bangunan pada enam titik berbeda.

“Seluruh potensi ini perlu ditangani secara hati-hati dan berkelanjutan sebagai bagian dari upaya pelestarian warisan budaya,” kata Sonny. [Kirno]

Komentar Ditutup! Anda tidak dapat mengirimkan komentar pada artikel ini.