BANDUNG, AlexaNews.ID – Penjabat Gubernur Jabar, Bey Machmudin, mengingatkan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk bekerja lebih efektif dalam mengendalikan inflasi menjelang Ramadhan Idul Fitri.
Menurutnya, mengandalkan data historis tanpa reaksi yang antisipatif hanya akan menjadi alasan pembenaran. Bey menyoroti bahwa inflasi Jabar per Februari 2024 mencapai 3,09 persen (year on year), lebih tinggi dari rata-rata nasional sebesar 2,75 persen. Ia meminta TPID memahami faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya inflasi di Jawa Barat.
Bey juga menekankan pentingnya komunikasi intensif antara TPID dengan Satuan Tugas Pangan serta mengoptimalkan Operasi Pasar dan Gerakan Pangan Murah (GPM) untuk stabilisasi harga dan pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat, terutama di wilayah rawan penduduk miskin.
Ia menyarankan agar operasi pasar dilakukan di daerah rawan miskin atau kantor kelurahan/desa yang dekat dengan masyarakat, bukan di kantor pemerintahan.
Selain itu, Bey meminta pemda, baik provinsi maupun kabupaten/kota, untuk menyiapkan bantuan sosial pangan yang bersumber dari APBD secara transparan dan akuntabel.
Bey juga menyoroti pentingnya literasi masyarakat dalam digitalisasi transaksi pemerintah daerah (ETPD), terutama dalam pembayaran pajak dan retribusi nontunai untuk optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Ia mengajak pemerintah dan lembaga keuangan untuk melakukan kampanye dan promosi guna meningkatkan kesadaran masyarakat tentang manfaat transaksi keuangan digital.
Bey menekankan peran penting Pemerintah Provinsi, kabupaten, kota, Bank Indonesia, dan lembaga keuangan dalam mendorong digitalisasi transaksi keuangan untuk usaha kecil menengah (UKM) guna memperluas digitalisasi ETPD. (King Kevin Nugraha)