AlexaNews

Dua Dapur MBG di Kabupaten Cirebon Mulai Salurkan Makanan Gizi Gratis

Cirebon, AlexaNews.ID — Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Cirebon terus mempercepat realisasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan membentuk jaringan dapur layanan gizi. Dari rencana 20 titik, lima dapur telah disiapkan untuk mulai beroperasi.

Penanggung jawab program MBG Kadin Cirebon, Dr. Surnita Sandi Winata SE MM, mengungkapkan bahwa dua dapur di Desa Gegesik Kidul (Kecamatan Gegesik) dan Desa Arjawinangun (Kecamatan Arjawinangun) sudah siap memproduksi makanan bergizi untuk anak-anak sekolah.

Tiga dapur lainnya yang berlokasi di Kelurahan Watubelah (Kecamatan Sumber), Desa Kepuh (Kecamatan Palimanan), dan Desa Grogol (Kecamatan Gunungjati) saat ini masih dalam tahap persiapan infrastruktur.

“Distribusi makanan bergizi akan dimulai serentak pada Senin, 14 Juli 2025, bersamaan dengan masuknya tahun ajaran baru,” kata Sandi, Kamis (10/8/2025). Ia menambahkan, tiga dapur yang belum aktif ditargetkan beroperasi paling lambat Agustus mendatang.

Sementara itu, 15 titik dapur lainnya masih melengkapi dokumen dan menentukan lokasi. Setelah administrasi rampung, Badan Gizi Nasional (BGN) akan melakukan verifikasi dan survei untuk memastikan dapur layak beroperasi.

Untuk mendukung kegiatan ini, BGN mengalokasikan dana sebesar Rp500 juta per dapur per bulan. Berbeda dari sistem sebelumnya, kali ini dana disalurkan terlebih dahulu secara langsung dan penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan aktual.

“Setiap kepala dapur menyusun kebutuhan operasional untuk 10 hari ke depan. Dana dicairkan bertahap melalui virtual account, tergantung jumlah penerima manfaat,” jelas Sandi.

Sebagai contoh, dapur MBG di Arjawinangun menyiapkan sekitar 3.800 porsi setiap hari. Sasaran distribusi meliputi balita, ibu menyusui, serta pelajar dari jenjang TK hingga SMA.

Sandi juga menegaskan bahwa dana yang tidak digunakan akan dikembalikan otomatis. “Proses pencairan berbasis nota pembelian harian. Sistem virtual account membuat penggunaan anggaran lebih terkendali dan tidak bisa ditarik sekaligus,” ujarnya.

Dia menambahkan, masing-masing dapur hanya melayani sekolah yang berada dalam radius 6 kilometer atau waktu tempuh maksimal 30 menit. Ini agar makanan tetap segar saat diterima.

Tak hanya untuk menunjang kebutuhan gizi masyarakat, program MBG ini juga membuka peluang ekonomi baru bagi para pelaku UKM lokal. “Kita ingin roda ekonomi ikut bergerak. Program ini bisa menjadi solusi di tengah tekanan ekonomi saat ini,” ucapnya.

Selain mendorong ekonomi, program MBG juga ditargetkan menjadi langkah nyata mengurangi angka kemiskinan dan stunting. “Kami yakin seluruh dapur bisa beroperasi tepat waktu, sesuai agenda prioritas pemerintah,” tutup Sandi. [Jhn]

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!