JAKARTA, AlexaNews.ID — Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, mengungkapkan keprihatinannya terkait kondisi Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun yang ia gambarkan sebagai lebih dari sekadar tempat pembelajaran agama. Menurutnya, ponpes tersebut cenderung bergerak menuju bentuk komune.
Dalam konferensi pers dengan wartawan pada hari Rabu, Muhadjir menyatakan, “Saya memiliki penilaian sementara bahwa Al Zaytun bukan lagi sekadar ponpes, tetapi telah menjadi sebuah komune.” Ia menjelaskan bahwa komune merujuk pada sistem sosial yang menyerupai sebuah negara, dengan struktur hierarki, regulasi internal, dan penekanan yang besar pada ketaatan terhadap pimpinan.
Muhadjir juga memberikan peringatan bahwa komune di luar negeri, seperti di Amerika dan Jepang, telah mengalami penyimpangan yang ekstrem. Ia menambahkan bahwa dalam beberapa kasus, komune dapat terlibat dalam tindakan kekerasan seperti pembunuhan dan kejahatan lainnya.
Oleh karena itu, Muhadjir berharap agar Ponpes Al Zaytun, yang sedang menjadi perbincangan hangat, tidak mengikuti jejak komune-komune tersebut. “Saya berharap komune-komune di Indonesia, termasuk Al Zaytun, tidak akan mencapai tingkat ekstrem seperti itu,” tandasnya.
Pernyataan Menko PMK ini menyoroti kekhawatiran terkait perkembangan Al Zaytun yang mendapat perhatian publik akhir-akhir ini. Sebagai salah satu ponpes terbesar di Indonesia, Al Zaytun telah menarik perhatian banyak orang karena sistem sosial dan struktur organisasinya yang unik. Namun, dengan peringatan Muhadjir, pembicaraan seputar eksistensi Al Zaytun semakin meningkat, dan publik pun menantikan langkah-langkah apa yang akan diambil untuk menjaga keselamatan dan ketaatan terhadap hukum di dalam ponpes tersebut. (Pmj)