AlexaNews

Proyek Gas di Cirebon Picu Kerusakan Rumah Warga

Cirebon, AlexaNews.ID – Proyek nasional pembangunan pipa transmisi gas bumi Cirebon–Semarang di Kabupaten Cirebon kembali menuai sorotan. Kali ini, aktivitas pengeboran di Desa Tegalgubug, Kecamatan Arjawinangun, diduga menjadi pemicu keluarnya air bercampur lumpur yang merusak rumah warga di sekitar jalur proyek.

Salah satu warga terdampak, Ilmiyah, mengaku kaget ketika lantai rumahnya tiba-tiba mengeluarkan air berlumpur disertai getaran yang kuat. Menurutnya, kejadian itu terjadi sesaat setelah alat berat melakukan pengeboran tak jauh dari rumahnya. “Awalnya cuma getar, tapi beberapa menit kemudian lumpur muncul dari lantai rumah. Kami sekeluarga panik dan langsung keluar rumah,” ujar Ilmiyah, Senin (7/7).

Kondisi tersebut mengakibatkan bagian tengah rumah dan kamar tidur rusak parah. Lumpur berwarna cokelat memenuhi ruangan dan membuat aktivitas keluarga terganggu. Ia berharap pihak proyek segera memberikan ganti rugi. “Kerusakan ini bukan main, kami jadi takut tinggal di rumah sendiri,” tambahnya.

Menanggapi keluhan warga, Sekretaris Desa Tegalgubug, Hadi Syafruddin, membenarkan adanya dampak pengeboran proyek pipa gas terhadap rumah warga. Ia menyebutkan bahwa lumpur mulai muncul tepat di titik pengeboran dan berhenti ketika pengeboran selesai. “Lumpur tidak lagi muncul setelah pengeboran selesai, tapi kami belum bisa pastikan titik pastinya karena data lapangan ada di Kadus,” jelasnya.

Lebih lanjut, Hadi mengatakan kejadian serupa bukan pertama kali terjadi. Beberapa waktu lalu, warga lain juga pernah melapor tentang insiden serupa. Setelah dimediasi, warga sempat memahami bahwa keluarnya lumpur bisa saja terjadi akibat proses teknis proyek. Namun tetap saja, warga merasa perlu adanya pertanggungjawaban.

Pihak desa bersama pengelola proyek berjanji akan segera meninjau lokasi rumah yang terdampak. Dari hasil peninjauan itu, mereka akan mendata kerusakan yang terjadi dan memfasilitasi pertemuan lanjutan untuk menentukan bentuk kompensasi.

“Setelah survei lapangan, warga yang terdampak akan diundang kembali untuk membuat kesepakatan tertulis terkait ganti rugi. Termasuk waktu dan nominal yang akan diberikan,” ujar Hadi.

Pengelola proyek, menurut Hadi, telah menyatakan kesiapannya untuk bertanggung jawab penuh atas insiden banjir lumpur yang ditimbulkan dari pengeboran tersebut. [Jhn]

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!