Cirebon, AlexaNews.ID – Proses pembangunan rumah tidak layak huni (rutilahu) milik Suryana, warga Desa Kerandon, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, terpaksa berhenti sementara karena keterbatasan biaya. Padahal, keluarga Suryana sebelumnya telah menerima bantuan material bangunan dari Baznas Kabupaten Cirebon untuk memperbaiki tempat tinggalnya yang rusak parah.
Kendala utama muncul karena nilai bantuan yang diberikan tidak sebanding dengan kebutuhan riil di lapangan. Akibatnya, pemilik rumah harus menutupi kekurangannya secara swadaya, termasuk membayar ongkos tenaga kerja dan membeli bahan tambahan yang belum tercakup dalam paket bantuan.
Kuwu Desa Kerandon, Warnawan, menjelaskan bahwa bantuan rutilahu yang diterima masyarakat saat ini senilai Rp25 juta per unit, namun bentuknya bukan uang tunai melainkan material bangunan. Nilai tersebut dinilai belum cukup untuk melakukan perbaikan menyeluruh terhadap rumah-rumah yang kondisinya sudah tidak layak huni.
“Bantuan itu hanya bisa digunakan untuk memperbaiki bagian yang benar-benar mendesak, seperti atap atau dinding yang hampir roboh. Tapi masih banyak aspek penting seperti struktur utama bangunan, luas ruang, dan sanitasi yang belum bisa tertangani dengan baik,” ujar Warnawan, Minggu (12/10).
Ia menambahkan, keterbatasan dana juga berdampak pada biaya tenaga kerja yang tidak termasuk dalam bantuan. Karena itu, pihak pemerintah desa bersama warga berinisiatif melakukan gotong royong untuk menutupi kekurangan tersebut. “Kami berusaha bantu semampunya. Ongkos pekerja dicari secara swadaya supaya pembangunan bisa jalan walau lambat,” jelasnya.
Melihat situasi tersebut, pemerintah desa bersama keluarga penerima manfaat akhirnya memutuskan untuk menghentikan sementara proses pembangunan. Fokus utama saat ini, kata Warnawan, adalah memastikan rumah bisa segera ditempati dengan kondisi yang lebih layak.
“Terakhir saya sempat belikan genteng dari kantong pribadi, sekitar 48 lembar, supaya bagian atap bisa tertutup dan rumah segera dihuni. Sekarang keluarga Pak Suryana sudah bisa menempati rumahnya, meski masih ada beberapa bagian seperti lantai kamar yang belum selesai,” ungkapnya.
Rumah milik Suryana memiliki luas sekitar 5 x 7,5 meter, terdiri dari dua kamar tidur berukuran 2 x 5 meter, satu ruang tengah, dan satu kamar mandi. Meski sederhana, rumah ini menjadi harapan baru bagi keluarga tersebut untuk hidup dengan lebih layak.
Sementara itu, Suryana, penerima bantuan rutilahu, menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada Baznas serta pemerintah desa yang telah membantu memperbaiki rumahnya. Ia berharap ada tambahan bantuan agar pembangunan bisa diselesaikan sepenuhnya.
“Kami sangat berterima kasih atas perhatian dan bantuan yang sudah diberikan. Semoga ke depan ada tambahan anggaran supaya rumah ini bisa benar-benar layak huni dan memiliki fasilitas yang lengkap,” tutur Suryana.
Ia menambahkan, sebelum diperbaiki, rumahnya terasa sangat sempit dan belum memiliki fasilitas sanitasi yang memadai. “Sekarang alhamdulillah sudah jauh lebih baik, tinggal berharap ada rezeki untuk menyelesaikan sisanya,” ujarnya penuh harap. [Johan]