Karawang, alexanews.id – Acara kajian yang dibawakan oleh Ustad Hanan Attaki di Hotel Resinda, Karawang, mendapat kritik tajam dari Ketua Forum Aktivis Islam (FAIS) Karawang, Sunarto, serta Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Arya Mandalika.
Sunarto menyatakan kekhawatirannya terkait ikhtilath, yaitu percampuran laki-laki dan perempuan yang bukan mahram dalam satu tempat yang memungkinkan interaksi tidak sesuai syariat Islam.
“Panitia sangat gegabah dan tidak mengerti konsep syariat Islam. Saya yakin ini tidak datang dari Ustad Hanan, tapi lebih elok jika dia juga memberi teguran kepada panitia. Semoga ke depannya lebih berhati-hati dan konsultasi kepada orang yang mengerti agama seperti Kiyai,” tegas Sunarto, Senin (15/07/24).
Perwakilan LBH Arya Mandalika, April, juga mengungkapkan keprihatinannya. “Awalnya saya sangat mengapresiasi kajian ini karena membuka wawasan bagi umat Muslim. Namun, setelah kami melihat langsung, sangat miris karena pelaksanaannya jauh dari syariat. Ihwan dan akhwat sangat berdekatan tanpa ada pembatas, sehingga berpotensi menimbulkan niat yang salah,” ujarnya di Hotel Resinda pada Sabtu (13/07/24).
April juga menyoroti teknis pelaksanaan salat yang dinilai kurang baik. “Saat salat, ihwan dan akhwat sangat berdekatan, entah kesalahan dari panitia atau pihak Hotel Resinda. Yang paling parah adalah tempat wudhu yang dicampur antara laki-laki dan perempuan. Ini sangat tidak sesuai, terlebih acara ini adalah acara berbayar. Seharusnya panitia dan manajemen hotel lebih siap,” tambahnya.
Menanggapi kritik tersebut, Ketua Panitia, Afrian, menjelaskan bahwa ada kesalahpahaman antara panitia dan peserta. “Memang ada miskomunikasi. Saya baru mendapatkan informasi saat waktu Maghrib. Kami sudah mengumumkan di grup bahwa anak di bawah 7 tahun tidak diperkenankan mengikuti acara ini sesuai aturan kami,” kata Afrian.
Afrian juga menambahkan bahwa pihaknya sudah berusaha memisahkan ihwan dan akhwat dengan menggunakan tali pembatas serta menyediakan tempat wudhu terpisah.
“Acara ini berbayar Rp130 ribu per peserta, tanpa sponsor dan mandiri. Harapan kami, masukan dari LBH Arya Mandalika bisa kami terima untuk perbaikan ke depannya,” jelasnya. (Ega Nugraha)