AlexaNews

Debat Pemungkas Pilpres 2024 Malam Ini: Menentukan Nasib Satu atau Dua Putaran

JAKARTA, AlexaNews.ID – Debat kelima Pilpres 2024 diprediksi tidak banyak mengubah konstelasi dukungan untuk masing-masing paslon.

Namun, debat pemungkas ini berpotensi memengaruhi jalannya pilpres, baik satu atau dua putaran.

Menurut Ahmad Khoirul Umam, dosen ilmu politik dan international studies Universitas Paramadina, debat terakhir malam ini memegang peranan penting dalam mengonsolidasikan basis dukungan menjelang detik-detik terakhir pemilihan.

Dengan tinggal 10 hari menuju coblosan pada 14 Februari, pasangan nomor urut 2, Prabowo-Gibran, harus memastikan keberhasilan target mereka untuk menang dalam satu putaran.

“Apakah kubu 01 dan 03 mampu tampil kompetitif dan mencegah konsolidasi kekuatan 02, memaksa mereka masuk ke putaran kedua?” ungkap Umam.

Rekonsolidasi kekuatan pada tahap akhir dapat dioptimalkan melalui debat terakhir ini. Rencananya, debat kelima akan melibatkan paket komplet capres-cawapres, di mana cawapres mendampingi capres pada segmen terakhir.

Publik akan dapat melihat kekompakan pasangan calon, dan closing statement dari masing-masing paslon akan memberikan kesan yang signifikan bagi publik.

Umam menekankan bahwa kubu nomor urut 1 dan 3 sepertinya masih mempertahankan strategi ofensif, menyerang untuk mendegradasi kredibilitas nomor urut 2.

Sementara itu, kubu 02 harus bersiap mental untuk menghadapi serangan dari kubu 01 dan 03. Jika Prabowo mampu bertarung secara efektif, bukan hanya pasif seperti pada debat ketiga, ini bisa menciptakan lompatan kecil dalam elektabilitas, mendekati target kemenangan satu putaran.

Dari sudut pandang Adi Prayitno, pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, debat hari ini akan menjadi penentu bagi masyarakat yang masih bimbang dalam memilih.

Anies, Prabowo, dan Ganjar diharapkan tampil total. “Debat ini adalah debat pemungkas yang harus memberikan kesan baik kepada publik,” ujarnya.

Adi menyoroti beberapa faktor yang akan menjadi pertimbangan pemilih, termasuk kematangan dan substansi gagasan masing-masing capres.

Masyarakat yang menentukan pilihan setelah debat cenderung rasional, membandingkan secara detail dan komprehensif dari debat pertama hingga terakhir.

Pilihan politik mereka didasarkan pada informasi yang diperoleh, bukan dorongan atau mobilisasi lainnya.

Pada Pilpres 2019, persentase pemilih yang mengubah pilihan setelah debat berada pada kisaran 6 persen.

Adi memprediksi bahwa pada pemilu kali ini persentasenya dapat naik, bahkan mungkin mencapai 9 persen.

Kenaikan ini dipengaruhi oleh arus informasi yang lebih cepat dan pengaruh signifikan media sosial yang berkembang masif. (JP)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!