KARAWANG, alexanews.id – Pemkab Karawang sukses menekan angka stunting sebesar 6,6 persen. Dan atas keberhasilannya itu, tahun ini Karawang masuk dalam 4 besar penanganan stunting terbaik di Jawa Barat. Tentunya, banyak faktor dan pendukung yang menjadikan sukses itu. Salah satunya kinerja Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Karawang.
Ditemui di ruang kerjanya, Senin 12 Juni 2023, Kepala DPPKB Karawang, Sofia, mengungkapkan bagaimana OPD yang dipimpinnya bisa ikut berperan dalam penurunan angka stunting di Karawang.
“Soal stunting ini tentunya penanganannya dengan Dinas Kesehatan. Dan kita (DPPKB) dalam hal ini sebatas memberikan pendampingan. Terkait stunting ini, kita menurunkan sebanyak 5637 tim pendamping keluarga se-Kabupaten Karawang,” ujarnya kepada alexanews.id, Senin 12 Juni 2023.
Masing-masing tim, jelas dia, terdiri dari tiga orang. Tim ini, melakukan pendampingan mulai kepada calon pengantin, ibu hamil, ibu melahirkan, hingga kepada ibu yang mempunyai balita dan baduta. Tim ini sendiri, kata dia, terdiri dari unsur DPPKB, Dinkes/bidan, dan PKK.
“Pendampingan stunting sendiri dimulai di tahun 2022. Kami (DPPKB) diberikan anggaran dari pemerintah pusat untuk penanganan stunting, dalam hal ini bentuk pendampingan,” ucapnya.
Sofia memaparkan, di tahun 2021 angka stunting di Karawang mencapai 20,6 persen. Namun di tahun 2022 turun menjadi 14 persen. “Artinya, kita bisa menekan angka itu sebesar 6,6 persen,” paparnya.
Besaran Anggaran
Sofia kemudian menjelaskan terkait besaran anggaran dari pemerintah pusat ke OPD nya dalam hal penanganan stunting. Di tahun 2022 anggaran dari pusat sebesar Rp11 miliar. Namun dari total anggaran itu ada silva sebesar Rp5 miliar.
“Ada beberapa faktor tak tersaringnya anggaran secara total. Selain terkait regulasi, juga karena baru pertama kita diberikan anggaran untuk stunting. Selain itu juga karena kita memulai pelaksanaan kegiatan di bulan April. Harusnya kan di Januari,” kata Sofia.
Kenapa baru April dilaksanakan? Sofia mengatakan karena pihaknya menunggu juknis, kemudian nunggu regulasi untuk merealisasikan anggaran.
Honor Tim Pendamping
Sofia kemudian menjelaskan soal honor tim pendamping. Kata dia, di tahun 2022, honor anggota tim pendamping keluarga diberikan dalam bentuk pulsa dan uang operasional sebesar Rp10 ribu.
“Pulsa, karena untuk pelaporan kita menggunakan sistem melalui aplikasi. Untuk memantau angka stunting kita memanfaatkan aplikasi Elsimil (aplikasi elektronik siap nikah siap hamil) yang dulu digunakan oleh para calon pengantin,” kata Sofia.
Aplikasi yang awalnya hanya untuk para calon pengantin itu, kata Sofia, kini bisa juga digunakan oleh para tim pendamping keluarga. Memanfaatkan aplikasi ini, tim bisa memantau dan mengetahui keluarga berisiko stunting.
“Alhamdulilah, tahun 2023 ini anggaran bertambah. Para anggota tim pendamping keluargapun anggaran operasionalnya naik, menjadi Rp100 ribuan.
Selain itu, kata Sofia, sukses menekan angka stunting juga karena keberhasilan pelaksanaa program bapak asuh stunting di Karawang. (Siska Purnama Dewi)