AlexaNews

Kondisi Air Sungai Cilamaya Tak Lazim Hari Ini, “Kehitaman, Berbuih dan Bau Menyengat”

KARAWANG, alexanews.id – Ada penampakan berbeda Sungai Cilamaya, Sabtu 17 Juni 2023. Kondisi air sungai tersebut tampak kehitaman dan mengeluarkan buih serta bau yang menyengat. Warga sangat takut dan khawatir Sungai Cilamaya yang memiliki panjang 97 km tersebut akan kembali tercemar.

Ketua Fordas Cilamaya Berbunga, Muslim Hafidz mengatakan bahwa kejadian tersebut berada di Bendungan Barugbug Kecamatan Jatisari Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Ia menyampaikan bahwa air sungai yang berubah warna itu berlokasi di titik -6⁰23’54,597″S 107⁰31’43,171″E 284⁰W yang terjadi pada pagi hari pukul 06.08 WIB.

Muslim Hafidz sangat khawatir dan mendorong agar masyarakat Fordas Cilamaya Berbunga segera berkoordinasi dengan Gubernur Provinsi Jawa Barat dan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat.

“Kami menginstruksikan kepada masyarakat Fordas Cilamaya Berbunga untuk menghubungi ke Pak Ridwan Kamil selaku Gubernur Jabar dan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jabar secara serentak, untuk segera mengeksekusi kebijakannya,” jelas Muslim Hafidz saat dihubungi, Sabtu 17 Juni 2023.

Selain itu, Muslim Hafidz juga meminta Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat untuk segera bertindak menangani permasalahan tersebut.

“Kami juga meminta kepada Ibu Prima sebagai Kepala DLH Jabar untuk secepatnya bertindak. Masyarakat Fordas Cilamaya Berbunga juga harus menghubungi Ibu Prima,” ucapnya.

Di sisi lain, Presidium Fordas Cilamaya Berbunga, Deni Pranata juga membenarkan kondisi tersebut dan ia menyampaikan bahwa Sungai Cilamaya yang menghitam itu diduga akibat adanya industri hulu yang membuang limbah Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) ke Sungai Cilamaya. .

“Pagi tadi kami menyaksikan secara langsung Sungai Cilamaya di Bendung Barugbug ada perubahan yang siginifikan. Dimana warna air berubah menjadi condong ke warna hitam, berbuih dan bau. Kami menduga ada industri hulu yang membuang limbah B3 ke sungai. Kalau kemarin, warna Sungai Cilamaya masih hijau,” terangnya.

Ia menerangkan bahwa kondisi tersebut dapat terindikasi akibat efek dari kendornya pengawasan dari pemerintah ataupun dinas-dinas terkait terhadap industri-industri yang berada di hulu.

“Hal ini harus menjadi perhatian khusus untuk gubernur. Karena beberapa tahun ke belakang, gubernur dan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jabar pernah meninjau langsung kondisi Sungai Cilamaya,” ungkapnya.

Deni Pranata menegaskan bahwa pemerintah harus bertindak tegas dalam pengawasan dan memberikan perhatian berkelanjutan terhadap keberlangsungan Sungai Cilamaya.

“Kami dari Fordas Cilamaya Berbunga berharap pemerintah memberikan perhatian khusus yang tidak terhenti sampai kapanpun untuk Sungai Cilamaya. Karena kami tidak ingin Sungai Cilamaya kembali tercermar,” harapnya.

Selain itu, menurutnya, rata-rata industri hulu tersebut terindikasi memproduksi kertas. Dan dalam proses produksinya menggunakan bahan baku bambu. Ia mengungkap ada beberapa industri hulu baru di kawasan tersebut. Oleh karena itu, ia meminta pemerintah untuk meninjau dan bertindak sesuai kebijakanya.

“Untuk indikasi industri yang di hulu itu, mereka rata-rata produksinya kertas berbahan baku bambu. Beberapa bulan kebelakang ini juga ada beberapa industri baru. Jadi tolong, permasalahan ini harus menjadi perhatian bersama untuk semuanya dan harus ada tindakan tegas dari pemerintah,” bebernya. (Siska Purnama Dewi)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!