KARAWANG, AlexaNews.id — Kejadian tragis yang menimpa seorang siswi kelas 2 Sekolah Dasar (SD) di Gresik, yang hampir membuat salah satu matanya buta, mendapat perhatian serius dari aparat kepolisian dan pejabat pemerintah setempat.
Kapolres Gresik, AKBP Adhitya Panji Anom, bersama-sama dengan Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani, serta sejumlah pejabat tinggi daerah, mengunjungi rumah siswi tersebut yang memiliki inisial SAH (8 tahun). Mereka tidak hanya memberikan ucapan simpati, namun juga membawa hadiah berupa mainan dan bingkisan sebagai bentuk dukungan dan motivasi untuk SAH.
Kapolres Gresik, AKBP Adhitya Panji Anom, menjelaskan bahwa kunjungannya bertujuan untuk memberikan dukungan kepada korban dan memastikan bahwa proses penyelidikan kasus ini berjalan dengan baik. “Korban telah menjalani pemeriksaan psikologi di RS Bhayangkara, ini juga merupakan bagian dari proses pemulihan trauma,” kata AKBP Adhitya Panji Anom.
Selain itu, Kapolres Gresik juga mengungkapkan bahwa telah memanggil 12 saksi dan meminta bantuan analisa dari rekaman CCTV yang ada di Labfor Polda Jatim. “Kami akan segera menginformasikan hasilnya secepat mungkin,” tambahnya kepada awak media.
Dalam penanganan kasus ini, Polres Gresik juga menerima bantuan teknis dalam proses penyelidikan dari Polda Jatim. Hal ini menunjukkan komitmen serius untuk mengungkap kejadian tersebut.
Sementara itu, Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani, menyatakan bahwa pemerintah daerah akan berusaha semaksimal mungkin untuk meredam korban agar trauma yang dialaminya tidak berkepanjangan. “Kami akan membantu korban mencari sekolah baru di sekitar Randupadan agar ia bisa melanjutkan pendidikannya dengan tenang,” kata Bupati Gresik yang akrab disapa Gus Yani.
Pasca-kejadian pada 7 Agustus 2023, korban mengalami trauma dan ketakutan untuk kembali ke sekolah. Dinas Pendidikan juga telah bergerak cepat untuk mencari sekolah baru yang cocok untuk SAH.
Gus Yani juga menekankan bahwa pemeriksaan dan pengobatan SAH akan menjadi prioritas. “Ketika kondisi mental dan psikologi korban sudah stabil, pemeriksaan MRI akan segera dilakukan di Surabaya. Semoga tidak ada kerusakan yang signifikan pada mata korban,” tutup Gus Yani.
Kejadian tragis ini masih dalam penyelidikan yang sedang berlangsung, dan masyarakat berharap agar pelaku dapat diidentifikasi dan dituntut sesuai hukum. Kasus ini juga menjadi momentum penting untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya melindungi anak-anak dari kekerasan dan perlakuan kasar. (pmj)