AlexaNews

Warga Karawang Jadi Korban Kecelakaan Kerja di Pekanbaru, Kondisinya Koma

KARAWANG, AlexaNews.ID – Seorang warga Desa Kutapohaci, Kecamatan Ciampel, Kabupaten Karawang, berinisial J, telah mengalami kecelakaan kerja yang mengakibatkan kondisinya tidak sadarkan diri sejak 25 Desember 2023 di salah satu rumah sakit di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau.

Kabar ini menjadi duka bagi keluarga yang kini dihadapkan pada tantangan finansial dan tanggung jawab perusahaan kontraktor yang diduga bertanggung jawab atas insiden tersebut.

Menurut informasi dari istri korban, J telah bekerja sebagai pekerja harian selama hampir setahun dengan kontraktor tersebut, biasanya beroperasi di daerah Bekasi dan Jakarta. Namun, kali ini, J pergi bekerja di Pekanbaru, Riau, yang merupakan perjalanan jauh pertamanya.

Keluarga korban merasakan kesulitan finansial untuk memantau kondisi J di rumah sakit, terutama karena hanya saudara dari Padang yang dapat pergi ke lokasi.

Istirahat kerja dan ketidakmampuan mengumpulkan uang membuat perjalanan ke Pekan Baru sulit diwujudkan.

“Sudah lama ikut sama si Bos di Bekasi, hampir setahun. Biasanya kerja di Bekasi atau Jakarta, baru pertama pergi jauh ke Sumatera Pekanbaru,” ujar istri korban.

Setelah lebih dari dua minggu perawatan di rumah sakit, keluarga mendapatkan surat pemberitahuan dari orang yang diduga berasal dari perusahaan yang mempekerjakan J, tertanggal 4 Januari 2024.

Isi surat tersebut mencakup pembayaran sebagian biaya perawatan dan instruksi agar rumah sakit segera menghubungi keluarga terkait sisa biaya.

Keluarga korban menolak menandatangani surat tersebut dan menyatakan keberatannya, menganggap tindakan tersebut sebagai upaya perusahaan untuk lepas tanggung jawab.

“Dengan adanya surat tersebut, bukan menyelesaikan masalah, sepertinya perusahaan tersebut ingin melepaskan tanggung jawab,” ungkap keluarga korban.

Keluarga terus berupaya menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan agar terdapat jalan keluar yang adil dan berharap agar J dapat pulih secepatnya.

Meskipun telah melakukan berbagai upaya, termasuk dengan memanfaatkan Kartu Indonesia Sehat (KIS), keluarga masih menghadapi kendala dalam pembiayaan dan administrasi rumah sakit.

“Upaya apa lagi yang akan kami lakukan dalam menangani saudara kami? KIS tidak bisa digunakan. Biaya sudah membengkak, tagihan terus bertambah, yang sekarang dibebankan kepada kami (keluarga). Setiap ada tindakan, pihak RS meminta kami untuk menyelesaikan administrasi penebusan obat dan lainnya dengan alasan overlimit,” ungkap saudara korban. (Ega Nugraha)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!