Tubaba, AlexaNews.ID – Tradisi Lelang Lebak Lebung dan Sungai (L3S) di Tiyuh Pagar Dewa, Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba), Lampung, yang telah menjadi warisan turun-temurun, kini tak lagi terdengar di tahun 2024. Tradisi ini bukan hanya sekadar ajang panen ikan air tawar secara besar-besaran, tetapi juga menjadi salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang bernilai ratusan juta rupiah setiap tahunnya.
Sejak dulu, Lebak Lebung—yang merupakan rawa tepian sungai dan menjadi kantong ikan saat musim penghujan—selalu menjadi incaran banyak pihak dalam pelelangan. Di tahun 2023, terdapat 21 titik Lebak Lebung produktif, di antaranya: Pukem, Gayau, Bujung Tabuan, Lambu, Bongoi, Lengok, Belimbing, Bujung Raman, Ulu Urus, Pengadungan, Purus Balak, Kedatuan, Abak Abik, Bawang Latak, Perpu, Bawang Tejang, Belitung, Kandung Gelem, Niar, Jelabat Cembung, dan Genoh.
Hasil pelelangan pada tahun 2023 bahkan mencapai Rp200 juta, di mana 50% pendapatan masuk ke Kecamatan Pagar Dewa, sementara sisanya menjadi milik Tiyuh Pagar Dewa. Dana ini digunakan untuk berbagai pembangunan, seperti gapura makam tua leluhur hingga rumah perpustakaan.
Namun, memasuki tahun 2024, proses lelang tiba-tiba menghilang tanpa kejelasan. Hingga saat ini, belum ada informasi resmi terkait estimasi pendapatan atau alasan dihentikannya tradisi ini. Padahal, pelelangan ini selama bertahun-tahun menjadi salah satu motor penggerak ekonomi masyarakat sekitar.
Ke mana tradisi ini menghilang? Apakah akan ada upaya untuk menghidupkannya kembali? Pertanyaan ini masih menggantung tanpa jawaban yang jelas dari pihak terkait. (Angga)