KARAWANG, AlexaNews.ID — Para pedagang yang beroperasi di pasar tradisional Johar, salah satu pasar terkenal di kota ini, sedang mengalami kekecewaan yang mendalam. Mereka mengeluhkan tingginya harga retribusi yang mereka bayarkan setiap minggu, sementara pemeliharaan dan kondisi pasar yang mereka tempati jauh dari memuaskan.
Salah satu pedagang yang dikenal dengan inisial A, dengan penuh kekesalan, mengungkapkan masalah yang dihadapinya. Menurutnya, atap pasar yang sudah lama rusak dan bocor menjadi salah satu permasalahan utama. “Pengelola pasar itu memungut retribusi per hari sebesar 25 ribu rupiah, biasanya dibayarkan per 10 hari atau bulanan. Jadi, per bulan saya harus mengeluarkan 700 ribu rupiah hanya untuk retribusi. Namun, lihat saja kondisinya, atap pasar banyak yang bolong dan bocor. Ini sudah berlangsung lama. Apalagi di depan kios saya, seringkali air merembes dan membuat lantai selalu basah,” keluh A kepada AlexaNews.ID pada Kamis, 22 Juni 2023.
Selain itu, A juga mengungkapkan bahwa dia harus mengeluarkan biaya tambahan untuk air di kiosnya, yang dihitung dengan biaya sewa harian. Padahal, A sudah membeli hak pakai kios tersebut dengan harga 250 juta rupiah. “Saya menggunakan air keran di sini yang harus dibayar 10 ribu rupiah per hari. Jika telat membayar, air tidak akan mengalir. Selain itu, kita juga harus membayar biaya parkir sesuai kebutuhan menggunakan token. Meskipun saya telah membeli kios ini dengan harga 250 juta rupiah, meski hanya hak pakai, saya sudah diberi kartu kuning,” tambahnya.
Setelah tiga tahun berjualan di pasar tradisional Johar, A menegaskan bahwa PT. Senjaya Rezeki Mas, pihak yang mengelola pasar tersebut, harus bertanggung jawab dan segera memperbaiki atap yang rusak dan bocor. “Kepada PT. Senjaya Rezeki Mas, pengelola pasar, mereka harus memperhatikan dan memperbaiki kerusakan yang ada di pasar Johar ini. Kami juga membayar retribusi, jadi layanan yang memadai adalah hak kami,” tegasnya.

Namun, seorang satpam dengan inisial W menjelaskan bahwa atap yang rusak dan bocor, serta tarif retribusi yang tinggi, merupakan kewenangan dari pihak pengelola. W juga mengonfirmasi bahwa pasar tradisional Johar di kelola oleh PT. Senjaya Rezeki Mas. “Setiap pasar tentu memiliki retribusinya. Jika menurut pedagang retribusinya terlalu mahal, mereka harus menyampaikan keluhan tersebut kepada pengelola. Namun, biasanya segala kesepakatan ini telah dibuat sebelumnya. Untuk masalah atap yang rusak dan bocor, saya menyarankan pedagang menyampaikan keluhan mereka kepada pihak pengelola,” jelasnya.
Ketika AlexaNews.ID mencoba mengkonfirmasi permasalahan ini dengan pihak pengelola yang berada di lokasi pasar tradisional Johar, sayangnya mereka tidak dapat ditemui. Seorang satpam yang tidak ingin disebutkan namanya menyebutkan bahwa staf pengelola pasar sedang tidak berada di tempat. Situasi ini semakin memperkuat kekecewaan pedagang yang merasa tidak didengar oleh pihak yang seharusnya bertanggung jawab terhadap kondisi pasar. (Siska Purnama Dewi)