KARAWANG, AlexaNews.ID – Sejumlah petani dari Kecamatan Banyusari Kabupaten Karawang dan Cilamaya Hilir Kabupaten Subang mengadakan audiensi dengan kontraktor pembangunan Proyek BBWS B.Tut 14 di aula Kecamatan Banyusari.
Audiensi tersebut, yang diinisiasi oleh Forum Masyarakat Tani Banyusari, dihadiri oleh camat, Ikatan kepala desa Banyusari dan Cilamaya Hilir, Kapolsek, Danramil, PT Nindya Karya selaku kontraktor, serta para petani dua kabupaten yang terdampak.
Dalam audiensi yang berlangsung, para petani menyampaikan keluhan terkait dampak pembangunan mega proyek BBWS B.Tut 14, terutama terkait kekeringan yang berkepanjangan.
Lebih dari 8000 hektar sawah di wilayah Cilamaya Hilir, Kabupaten Subang, dan 807 hektar sawah di wilayah Kecamatan Banyusari, Kabupaten Karawang, tidak dapat ditanami selama empat bulan terakhir.
Ketua Forum Masyarakat Tani Banyusari, Indra Sugara, menyoroti kurangnya keterlibatan pihak terkait sebelum proyek dimulai.
Indra sugara menegaskan perlunya perhitungn dampak terhadap lahan pertanian dan langkah-langkah preventif untuk mencegah kerugian bagi petani.
Dalam pertemuan itu, para pihak sepakat untuk segera mengalirkan air sesuai kebutuhan, namun PT Nindya Karya selaku kontraktor baru berjanji untuk melakukannya paling lambat tanggal 31 Januari 2024.
Selain itu, mereka berkomitmen menyediakan dana Corporate Social Responsibility (CSR) untuk mendukung petani yang terdampak.
Humas PT Nindya Karya menegaskan kesiapannya untuk melaporkan penyaluran dana CSR agar bermanfaat bagi petani yang membutuhkan.
Sementara itu, petani mendesak pemerintah daerah dan instansi terkait untuk memberikan bantuan berupa benih padi dan pupuk sebagai solusi jangka panjang.
Di samping dampak terhadap pertanian, kerusakan jalan dan aspek keselamatan (K3) juga menjadi sorotan dalam audiensi tersebut.
PT Nindya Karya berkomitmen untuk memperbaiki kerusakan jalan dan meningkatkan aspek K3 yang dinilai kurang baik.
Untuk petani di Subang, PT Nindya Karya berjanji untuk menyediakan pompa air, sebuah langkah yang disetujui oleh Ikatan Kepala Desa Cilamaya Hilir.
Ketua Forum Masyarakat Tani Banyusari, Indra Sugara mengingatkan bahwa jika solusi yang dijanjikan tidak terealisasi, petani bersiap untuk mengambil langkah lebih lanjut, termasuk mengajukan keluhan ke pemda, kementrian PUPR, dan Dirjen BBWS, serta mempertimbangkan gugatan class action.
Terakhir, Indra meminta para aktivis dan media agar mau membantu atas keluhan para petani dan tidak pura-pura tuli melihat masalah tersebut. (Ega Nugraha)