AlexaNews

Seorang Santri Ponpes di Kecamatan Tempuran Meninggal tak Wajar, Keluarga Lapor Polisi

KARAWANG, AlexaNews.ID – Nasib tragis menimpa siswi Madrasah Tsanawiyah sekaligus santri salah satu pondok pesantren di Kecamatan Tempuran, Kabupaten Karawang.

Siswi berinisial KAP kelas 8 berusia 13 tahun dikabarkan meninggal dunia secara tidak wajar di pondok pesantren yang sengaja namanya masih redaksi alexanews.id rahasiakan.

Muklis, orang tua korban, dalam keterangan kepada media, mengungkapkan bahwa anaknya dirawat di Klinik Pondok Pesantren pada hari Minggu dan dinyatakan meninggal dunia pada hari Rabu, 22 November 2023.

Kondisi ini mengejutkan dan menimbulkan kecurigaan, terutama setelah Muklis menemukan kondisi tubuh anaknya yang dianggap tidak wajar.

Berita ini menjadi sorotan Ketua RT setempat dan Aden Sinaga, SH, kuasa hukum keluarga korban.

Mereka mendesak agar kasus ini diungkap secara transparan dan tidak ada upaya untuk menutup-nutupi fakta.

Aden Sinaga, SH, menyoroti kurangnya informasi kepada orang tua selama tiga hari anaknya dirawat.

“Saya kira kalau disatukan, pasti ada kesesuaian yang akhirnya bisa mengungkap permasalahan meninggalnya anak dari keluarga kami,” ungkap Aden Sinaga, SH pada Selasa (05/12/23).

Ia juga menekankan pentingnya penyelidikan yang menyeluruh untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul.

Aden Sinaga, SH, menyoroti beberapa hal, seperti kewenangan klinik di dalam pondok pesantren dalam memberikan perawatan medis dan perlunya klarifikasi mengenai otopsi yang belum menghasilkan kesimpulan hingga saat ini.

Ia menyatakan bahwa pihaknya akan terus mengawal perkara ini hingga terungkap kebenaran dan mendapatkan keadilan.

Sementara itu, Polres Karawang telah memeriksa kurang lebih 10 orang saksi terkait kasus ini.

Namun, Aden Sinaga, SH, menyoroti lambannya hasil otopsi dari rumah sakit yang belum keluar.

Pihaknya bersikeras untuk tetap mengawal perkara ini agar dapat terciptanya keadilan dan menjaga hak-hak keluarga korban.

Kasus meninggalnya KAP mengundang keprihatinan masyarakat setempat, dan harapan besar terletak pada penegakan hukum yang adil dan transparan dalam mengungkap peristiwa naas ini. (Bodong)

Keterangan Foto: Orang tua dan pengacara korban

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!